logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊJiwa Seni dan Keadilan Sosial ...
Iklan

Jiwa Seni dan Keadilan Sosial PK Ojong

Selain humanisme dan keadilan sosial, semangat yang dibawa PK Ojong dan juga Jakob Oetama (duet yang memiliki kekhasan watak, ibarat duet Soekarno dan Hatta), rupanya juga ada jiwa seni dari mereka.

Oleh
Jimmy S Harianto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kbk3c41NngJUQP6A_ZhP3zUu3Do=/1024x654/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FPK-OJONG-06_1595596816.jpg
ARSIP KOMPAS

Foto cukup lengkap anggota Redaksi Kompas ketika masih di Pintu Besar Selatan, Jakarta Kota. Belum bermarkas di Palmerah Selatan. Ada PK Ojong (baris keempat dari bawah, paling kanan berkacamata), Jakob Oetama (baris kelima dari bawah, kedua dari kiri), Leo Hadi (bawah paling kanan, berkacamata), August Parengkuan (baris ketiga dari bawah, ketiga dari kiri), J Adisubrata (deret ketiga dari bawah, paling kanan). Threes Nio, wartawan politik (pakai bando, deret kedua dari atas). Edward Linggar (deret kedua dari bawah, paling kanan). Alfons Taryadi (depan Pak Jakob, pakai kacamata).

Sangat sering terjadi, pendiri Kompas, Petrus Kanisius (PK) Ojong, ini kepergok terlibat pembicaraan dengan karyawan-karyawan rendah di perusahaannya, yang tengah menyandarkan sepeda motornya di parkiran Redaksi Kompas di Palmerah Selatan Jakarta pada tahun 1970-an.

”Apa kabar istrimu? Anakmu sudah sekolah?” Suatu ketika terdengar ia mengucapkan pertanyaan itu kepada seorang pesuruh, yang ia pergoki saat pagi-pagi Ojong ketemu di parkiran motor. Itu terjadi sekitar pukul 07.00 saat satu dua karyawan mulai berdatangan ke kompleks perusahaan media, yang menempati bekas sebuah bangunan Perusahaan Obat Konimex di Palmerah. Sebelum itu, Kompas berkantor di impitan bangunan di Pintu Besar Selatan Jakarta Kota sejak terbit pertama 28 Juni 1965.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan