Iklan
Mesin Ketik Tua Hadiah Mertua
Tak berapa lama, Frans datang dan menyodorkan uang Rp 50.000 serta sebuah mesin ketik tua, warisan dari mertuanya. Apa yang harus kukatakan dalam situasi seperti ini, kecuali air mata yang merembes. Pipiku terasa hangat.
Ketika majalah Tempo dibredel, cerita tentangku belum selesai. Suatu malam, para penyair berkumpul di markas Sanggar Minum Kopi, Jalan Wahidin, Denpasar.
Kami tidak sedang berdiskusi soal puisi, tetapi keberangkatanku ke Makassar untuk mengikuti panggilan ujian. Ya, aku dipanggil oleh tim seleksi calon wartawan Kompas. Padahal, sejak 4 Oktober 1994, aku sudah menyandang status koresponden lepas di Bali.