OPINI
Infodemik Obat Covid-19
Klaim obat Covid-19 mungkin menggembirakan masyarakat. Sayangnya, profesi medis memiliki standar khusus yang ketat dan kompleks untuk menilai efektivitas suatu obat. Klaim obat Covid-19 harus didasarkan prinsip rasional.

Dalam file foto yang diambil pada 20 Mei 2020 ini, seorang teknisi farmasi memegang pil hydroxychloroquine di Rock Canyon Pharmacy, Provo, Utah. WHO mengatakan pada 25 Mei 2020 bahwa mereka "sementara" menunda uji klinis hydroxychloroquine sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19 yang dilakukan di sejumlah negara sebagai tindakan pencegahan.
Pandemi Covid-19 berubah menjadi sebuah fenomena multidimensi. Efeknya merambah ke mana-mana.
Salah satunya, timbulnya infodemik, yaitu merebaknya secara mendadak dan masif berbagai informasi dan isu tentang pandemi. Informasi tumpah ruah dari beragam sumber, tak jarang bertentangan antara satu dan lainnya. Akibatnya, sulit dipilah antara informasi kredibel dan tidak. Wajar WHO menyatakan, perang saat ini bukan hanya melawan pandemi, melainkan juga tsunami informasi/infodemik.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Infodemik Obat Covid-19".
Baca Epaper Kompas