logo Kompas.id
›
Opini›Infodemik Obat Covid-19
Iklan

Infodemik Obat Covid-19

Klaim obat Covid-19 mungkin menggembirakan masyarakat. Sayangnya, profesi medis memiliki standar khusus yang ketat dan kompleks untuk menilai efektivitas suatu obat. Klaim obat Covid-19 harus didasarkan prinsip rasional.

Oleh
Iqbal Mochtar
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/wLh75NhXFYnh72aIy7dhVcqKba0=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2FFILES-US-HEALTH-VIRUS-MEDICINE_89438997_1590462975.jpg
AFP/GEORGE FREY

Dalam file foto yang diambil pada 20 Mei 2020 ini, seorang teknisi farmasi memegang pil hydroxychloroquine di Rock Canyon Pharmacy, Provo, Utah. WHO mengatakan pada 25 Mei 2020 bahwa mereka "sementara" menunda uji klinis hydroxychloroquine sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19 yang dilakukan di sejumlah negara sebagai tindakan pencegahan.

Pandemi Covid-19 berubah menjadi sebuah fenomena multidimensi. Efeknya merambah ke mana-mana.

Salah satunya, timbulnya infodemik, yaitu merebaknya secara mendadak dan masif berbagai informasi dan isu tentang pandemi. Informasi tumpah ruah dari beragam sumber, tak jarang bertentangan antara satu dan lainnya. Akibatnya, sulit dipilah antara informasi kredibel dan tidak. Wajar WHO menyatakan, perang saat ini bukan hanya melawan pandemi, melainkan juga tsunami informasi/infodemik.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan