logo Kompas.id
OpiniMenghidupi Warisan Perintis
Iklan

Menghidupi Warisan Perintis

Menjelang usia 55 tahun, harian ”Kompas” ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Jumlah pelanggan mungkin merosot. Empat bulan menjelang 28 Juni 2020, pandemi Covid-19 ikut menimpa ”Kompas”.

Oleh
St Sularto
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/7vnLVgbhfcgcyokRY376P0h6mq8=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F1a5a9a1e-3c34-4c12-b363-8a95748bddb8_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Ade (56), setiap pagi hingga siang ia mengecer koran kepada pengendara yang melintas di perempatan Gaplek, Tangerang Selatan, Banten. Pria yang telah menjadi loper koran sejak 20 tahun lalu itu gigih menyambung nafas media cetak yang tengah mengalami disrupsi dan ancaman pandemi covid-19.

Menjelang usia 55 tahun, harian Kompas ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.

Jumlah halaman sedikit, rata-rata 16 halaman. Iklan—jantung media—sedikit, tidak berwarna pula. Jumlah pelanggan mungkin merosot. Empat bulan menjelang 28 Juni 2020, pandemi Covid-19 ikut menimpa Kompas.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan