Penggunaan Kecerdasan Buatan Sebelum, Saat, dan Pasca-Pandemi Covid-19
Perusahaan kecerdasan buatan (AI) BlueDot lebih dulu memperingatkan tentang lonjakan kasus pneumonia di Wuhan, China, daripada WHO. Apakah di masa depan AI bisa membantu dalam penanganan wabah seperti Covid-19?
Kisah ini mungkin sudah basi karena sudah lewat beberapa bulan. Akan tetapi, tetaplah menarik. Pada 30 Desember tahun lalu, sebuah perusahaan kecerdasan buatan bernama BlueDot yang menggunakan mesin pembelajar untuk memantau wabah penyakit infeksi di seluruh dunia telah memperingatkan sejumlah klien, seperti pemerintah, pebisnis, dan rumah sakit, tentang lonjakan kasus pneumonia di Wuhan, China. Peringatan ini sembilan hari sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan penyakit yang kemudian kita kenal sebagai Covid-19
Sebuah tulisan Maret lalu di laman MIT Technology Review itu juga menyebutkan, tidak hanya BlueDot yang memberi peringatan. Layanan bernama HealthMap di Rumah Sakit Anak Boston juga menangkap sinyal yang sama. Sama halnya dengan sebuah model yang dijalankan oleh Metabiota yang berbasis di San Francisco. Semua menunjukkan bahwa teknologi kecerdasan buatan bisa mendeteksi wabah dan mungkin bisa menyelamatkan lebih banyak orang jia digunakan secara maksimal.