logo Kompas.id
OpiniPerginya Musisi Peduli HAM
Iklan

Obituari

Perginya Musisi Peduli HAM

Glenn bukan musisi biasa. Ia adalah musisi pembela HAM. Ia ingin Indonesia merangkul masa depan, di mana semua orang dengan beragam suku bangsa dan bahasa yang hidup di nusantara dapat menikmati hak-hak asasi mereka.

Oleh
Usman Hamid
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/Ab9EJMszjVj88SVZ9uiMchPq1yY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F20180322_MUSIK_A_web.jpg
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Ketua Pelaksana Konferensi Musik Indonesia, Glenn Fredly beserta pelaku industri musik lainnya saat diterima oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/3).

Menjelang Jumat Agung, Indonesia kehilangan seorang musisi yang peduli pada hak-hak asasi manusia. Lahir di Maluku, 30 September 1975, sosok bernama lengkap Glenn Fredly Deviano Latuihamalo ini meninggal dunia di Jakarta (8/4/2020). Kebijakan jarak sosial akibat wabah penyakit yang membuat pemakamannya tak bisa dihadiri banyak kerabat tak mengurangi tingginya penghormatan kepada almarhum.

Pertama kali saya mengenal dan mendengarnya bicara hak asasi manusia (HAM) adalah saat peluncuran album Slank The Big Hip, di Jakarta, 2008. Saat itu saya dan aktivis Kontras, seperti M Harits, Indria Fernida, dan Edwin Partogi (sekarang Wakil Ketua LPSK), tengah mengurus rencana menghadirkan Slank pada acara satu dasawarsa Kontras. Percakapan berlanjut, kami mengundangnya bertandang dan mengikuti berbagai kegiatan HAM para korban. Ia menyapa semua korban dari 1965 hingga 1998.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Perginya Musisi Peduli HAM".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan