logo Kompas.id
OpiniSeparatisme
Iklan

Separatisme

Dalam praktik politik canggih di belahan dunia lainnya, separatisme bisa juga menjadi sebuah ”proyek” yang diciptakan dan dipelihara. Dia menjadi komoditas dalam suatu market of violence (pasar kekerasan).

Oleh
Manuel Kaisiepo
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JiePVKXGW3v--x7-HijBUPuqptI=/1024x1697/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FFC-14624-I-19-AJN007_1582345593.jpg
JOHNNY TG

Manuel Kaisiepo, Wartawan Kompas 1986-2000 dan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia 2001-2004

Sebagai gerakan politik, separatisme ternyata masih eksis dan terkadang muncul di beberapa daerah, dengan skala dan intensitas yang berbeda. Mengapa separatisme masih tetap eksis?

Kemunculan gerakan politik yang menjurus ke separatisme seakan mengisyaratkan bahwa bagi nation-state Indonesia yang sudah berusia 75 tahun, ada persoalan fundamental yang belum ”selesai”, yaitu persoalan integrasi nasional.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan