logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊDisrupsi di Bisnis Penjualan...
Iklan

Disrupsi di Bisnis Penjualan Buku

Buku elektronik sempat diperkirakan bakal berkembang dan menggantikan buku cetak. Akan tetapi, dugaan itu setidaknya belum terbukti hingga saat ini. Malah kecenderungan penggunaan buku elektronik tidak terlalu besar. Buku cetak ternyata tetap digemari.

Oleh
Andreas Maryoto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9qXnymxV2CJI7KBB7h0zfQAGjHw=/1024x1215/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F01%2F20190111IAM-Andreas-Maryoto_1547209674.jpg
Kompas

Andreas Maryoto, Wartawan Senior Kompas

Buku elektronik sempat diperkirakan bakal berkembang dan menggantikan buku cetak. Akan tetapi, dugaan itu setidaknya belum terbukti hingga saat ini. Malah kecenderungan penggunaan buku elektronik tidak terlalu besar. Buku cetak ternyata tetap digemari. Meski demikian, ada perkembangan baru dalam penjualan buku. Tak cukup lagi hanya sekadar menjual buku di toko. China kembali menjadi pelopor dalam inovasi penjualan buku.

Pada tahun 2015, fenomena buku cetak tidak bisa dikalahkan oleh buku elektronik sudah mulai terlihat. Selanjutnya, pada 2017, secara global penjualan buku elektronik turun 17 persen, sementara penjualan buku cetak naik 5 persen. Banyak orang kembali ke buku cetak karena berbagai alasan, seperti buku cetak bisa menjadi kado yang berkesan, bau kertas juga memberi sensasi tersendiri, serta membaca buku menjadi contoh bagi anak-anak bahwa hidup ternyata bisa lepas dari gawai yang makin mencandu itu.

Editor:
prasetyoeko
Bagikan