logo Kompas.id
OpiniSemantik Mahar Politik
Iklan

Semantik Mahar Politik

Oleh
Gufran A Ibrahim
· 1 menit baca

Riuh rendah soal pemaketan pasangan calon gubernur-wakil gubernur, bupati-wakil bupati, dan wali kota-wakil wali kota dalam pilkada serentak 2018 telah melahirkan idiom-idiom penting dalam percakapan politik. Di antara ”ketegangan semantik” praktik politik penggunaan dua frasa yang sudah begitu dikenal dalam diskursus politik, yaitu ongkos politik (cost of politics) dan politik uang (money politics), dan di tahun politik ini muncul satu idiom baru yang khas Indonesia: mahar politik!

https://cdn-assetd.kompas.id/Zp2Xbv4JNHQYOD5aFA7aXAVCgJs=/1024x985/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2FBCF8D217-9FF6-810A-9B6BCA6801DB3B87.jpg
Handining

Politik Uang

Siapa sebenarnya yang mula-mula memperkenalkan idiom mahar politik? Kalau saja benar, idiom ini pertama kali diperkenalkan media, kita menemukan satu kreasi penting dalam ”permainan” makna. Pada titik ini media tak sekadar mewartakan segala kesibukan pilkada serentak, tetapi dengan sengaja telah mendorong apa yang bisa kita sebut sebagai upaya ”pelembutan semantik” atas frasa ongkos politik dan politik uang; suatu model eufimisme dengan meminjam vokabuler keagamaan.

Editor:
Bagikan