logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊMidun Menyibak Jalan Menuntut ...
Iklan

Midun Menyibak Jalan Menuntut Keadilan

Di saat ingatan terhadap Tragedi Kanjuruhan mulai meredup, Midun menyalakan lagi lentera penolak lupa. Ia mengayuh sepeda ratusan kilometer untuk mengingatkan janji pemerintah yang belum tuntas dan menuntut keadilan.

Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
Β· 1 menit baca
Miftahuddin Ramli (52) terpaksa kembali dari Stadion Utama Gelora Bung Karno usai niatnya membawa masuk sepeda yang membawa pesan Tragedi Kanjuruhan ditolak petugas keamanan, Senin (14/8/2023) siang, di Jakarta. Pria yang akrab disapa Midun itu memulai perjalanan menaiki sepeda dari Malang dan tiba di  Stadion Utama Gelora Bung Karno setelah 12 hari.
KOMPAS/I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA

Miftahuddin Ramli (52) terpaksa kembali dari Stadion Utama Gelora Bung Karno usai niatnya membawa masuk sepeda yang membawa pesan Tragedi Kanjuruhan ditolak petugas keamanan, Senin (14/8/2023) siang, di Jakarta. Pria yang akrab disapa Midun itu memulai perjalanan menaiki sepeda dari Malang dan tiba di Stadion Utama Gelora Bung Karno setelah 12 hari.

Di tengah suhu terik Jakarta pada Senin (14/8/2023) siang, Miftahuddin Ramli (52) bersujud lalu bangkit sembari menahan isak tangis. Midun, sapaan akrabnya, berjalan menjauhi pagar pembatas usai petugas keamanan Stadion Utama Gelora Bung Karno tidak bersedia meluluskan permintaannya untuk membawa sepeda ke dalam lapangan. Sambil ditenangkan rekan-rekannya dari kelompok suporter, ia menghela napas panjang dan tertunduk. Midun terpaksa mengubur keinginannya untuk menyuarakan pesan Tragedi Kanjuruhan yang tersemat di sepedanya.

Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menjadi lokasi pemberhentian terakhir Midun yang mengayuh sepeda dari Malang ke Jakarta. Perjalanannya dimulai sejak 3 Agustus 2023. Pria asal Kota Batu, Jawa Timur, itu telah menyinggahi belasan kota dalam perjalanan sejauh 800-an kilometer. Dalam perjalanannya, Midun menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi dengan menambahkan besi di bagian belakang untuk meletakkan keranda hitam bertuliskan ”135”, angka yang mengacu pada jumlah korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022.

Editor:
WISNU AJI DEWABRATA
Bagikan