logo Kompas.id
OlahragaPuncak Hilangnya Dominasi...
Iklan

Puncak Hilangnya Dominasi Penguasaan Bola di Qatar

Seperti ada aturan tidak tertulis di Qatar, ”jangan memegang bola terlalu lama jika ingin menang”. Fenomena itu semakin nyata jelang akhir turnamen.

Oleh
KELVIN HIANUSA, CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
· 1 menit baca
Pemain Kroasia, Luka Modric, terlentang di lapangan seusai pertandingan melawan Belgia di fase Grup F di Stadion Ahmad bin Ali, Qatar, Kamis (1/12/2022). Pertandingan berakhir imbang 0-0. Kroasia lolos ke babak 16 besar, sementara Belgia gagal melaju ke babak selanjutnya. Maroko menjadi juara Grup F setelah di pertandingan terakhir menang 2-1 atas Kanada.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Pemain Kroasia, Luka Modric, terlentang di lapangan seusai pertandingan melawan Belgia di fase Grup F di Stadion Ahmad bin Ali, Qatar, Kamis (1/12/2022). Pertandingan berakhir imbang 0-0. Kroasia lolos ke babak 16 besar, sementara Belgia gagal melaju ke babak selanjutnya. Maroko menjadi juara Grup F setelah di pertandingan terakhir menang 2-1 atas Kanada.

AL RAYYAN, JUMAT — Johan Cruyff, yang kerap disebut sebagai bapak sepak bola modern, selalu percaya tim yang dominan menguasai bola memiliki peluang menang lebih besar. Namun, pemikiran Cryuff itu ternyata tidak terlalu ampuh saat diterapkan di Piala Dunia Qatar 2022.

Kroasia dan Maroko, yang akan bertemu dalam perebutan peringkat ketiga di Stadion Internasional Khalifa, kota Al Rayyan, Sabtu (17/12/2022) WIB, telah membuktikannya. Kedua tim sama-sama mendominasi penguasaan bola saat melawan para tim unggulan di semifinal. Namun, mereka terpaksa menelan kekalahan.

Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Bagikan