logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊAtlet Daerah Mendamba Nasib...
Iklan

Atlet Daerah Mendamba Nasib seperti Atlet Nasional

Para atlet daerah bermimpi diperlakukan seperti atlet nasional yang cenderung lebih terjamin kesejahteraannya. Perhatian untuk olahraga di daerah berbeda-beda, sehingga kerap memicu "pembajakan" atlet jelang PON.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/qKQVtmjnS-G4vD0ng02RzLMpoOA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20190213_LEMPAR-CAKRAM_D_web_1550061463.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Atlet lontar martil dan lempar cakram yunior, Syachrina Priandany, mengikuti sesi latihan dengan menggunakan bola beban di tempat latihan atlet Pelatnas Atletik di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Kesejahteraan atlet nasional saat ini sudah semakin membaik. Pemerintah maupun swasta memberikan bonus berlimpah hingga jaminan hari tua acap kali mereka meraih prestasi internasional. Namun, hal itu belum dirasakan sebagian atlet daerah. Padahal, mereka adalah akar rumput pembinaan olahraga Indonesia yang menjadi cikal-bakal atlet nasional.

Hal itu antara lain dialami atlet lontar martil DKI Jakarta, Adriansyah Apandi. Dia adalah atlet kelahiran Bandar Lampung, Provinsi Lampung, 21 Juli 1990. Tetapi, sejak masuk SMA Negeri Ragunan/Sekolah Olahraga Ragunan, Jakarta Timur, pada 2005, anak Betawi keturunan Lampung ini menghabiskan masa kecilnya hingga sekarang di ibu kota RI tersebut.

Editor:
Yulvianus Harjono
Bagikan