logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊKarut Marut Sepak Bola Usia...
Iklan

Karut Marut Sepak Bola Usia Muda

Maraknya kompetisi sepak bola usia muda sebagian berdampak kisah pilu. Sejumlah pemain muda diduga direkrut tanpa dipenuhi hak-haknya.

Oleh
Adrian Fajriansyah/Benediktus Krisna Yogatama/Dhanang David Aritonang
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Y8_5ZEEym4-RQYaiKoEp85Z-L68=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F37aaef1c-c410-4ef1-a119-f7e90cbade1c_jpg.jpg
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Direktur Persija Development Ganesh Putra ketika ditemui di Lapangan Persija Jakarta, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Kamis (8/10/2020).

JAKARTA, KOMPAS β€” Di balik gemerlap kompetisi sepak bola usia muda Elite Pro Academy (EPA), hak-hak pesepak bola usia muda yang terlibat di dalamnya, diduga kurang terpenuhi optimal. Investigasi Kompas menemukan sejumlah fakta, di antaranya penelantaran oleh klub, ketiadaan kontrak resmi, hingga diabaikannya hak pemain untuk mendapat pendidikan.

Kurang terpenuhinya hak-hak pemain muda ini diduga melibatkan klub, sekolah sepak bola (SSB), pelatih, perantara atau agen pemain, hingga orangtua. Temuan ini ibarat potret karut marut pembinaan sepak bola nasional. Berbagai regulasi hanya dijalankan sejauh ada niat baik dari pelatih atau pembina. Mengingat, andai aturan itu dilanggar, tidak pernah ada penegakan hukum.

Editor:
M Fajar Marta
Bagikan