Tertampar Pedas Sambal Tempong
Tempong berasal dari bahasa Osing yang berarti tampar. Sambal ini memang terkenal pedas, sepedas ditampar kenyataan.
Dinamakan tempong karena level kepedasan sambal ini sepedas tertampar sandal. Sambal khas Banyuwangi ini sempurna bersanding dengan nasi hangat yang pulen, sayuran rebus yang segar, dan berbagai lauk nan gurih. Dengan sambal ini, sebanyak apa pun nasi dan kondimen yang disajikan akan habis tak bersisa.
Datanglah ke Banyuwangi di Jawa Timur jika ingin mencicip sambal ini. Di kota ujung Jawa ini, warung sambal tempong bisa ditemukan di setiap tikungan. Dari kaki lima, warung, hingga restoran. Uniknya, rata-rata penjual selalu disebut mbok, panggilan bagi ibu di masyarakat perdesaan. Nama pemilik warung pun diambil satu suku kata saja, contohnya Mbok Wah, Mbok Nah, Mbok Sul, dan lainnya. Semuanya otentik dan punya pelanggan masing-masing.