logo Kompas.id
NusantaraLingkung, Sambal Hasil...
Iklan

Lingkung, Sambal Hasil Akulturasi Melayu-Jawa di Palembang

Masih ingat lengkong tamban Pulau Penyengat? Ada kembarannya di Palembang, yaitu lingkung tengiri, gabus, atau kakap.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
· 0 menit baca
Sambal lingkung yang dijual di Toko Kue Aming, Pasar Cinde Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (21/8/2024).
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Sambal lingkung yang dijual di Toko Kue Aming, Pasar Cinde Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (21/8/2024).

Tak melulu merah dan basah, sambal juga bisa berbentuk berbeda. Di Palembang, Sumatera Selatan, ada lingkung, kuliner dari ikan, kelapa, dan cabai itu bisa berperan sebagai sambal atau pendamping makan, bahkan tak jarang jadi lauk utama. Sambal bertekstur serupa abon dan serundeng itu adalah sambal yang berasal dari harmonisnya akulturasi budaya Melayu-Jawa di ”Bumi Sriwijaya”.

Nama sambel lengkong atau sambal lingkung tidak asing di telinga masyarakat Palembang. Dari namanya, sambal ini mengingatkan pula pada lengkong tamban di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Ternyata sambal ini memang serupa, bisa dibilang sama-sama abon ikan pedas. Di Pulau Penyengat digunakan ikan tamban dari perairan setempat. Di Palembang, bisa memakai ikan tengiri, gabus, atau kakap.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan