logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPeran Petani Perempuan di...
Iklan

Peran Petani Perempuan di Kalteng Masih Terhalang Kebijakan

Integrasi jender dalam sektor pertanian di Kalteng masih buntu. Padahal, peran petani perempuan bisa sangat membantu.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Β· 1 menit baca
Ambun Suteng (43), peladang asal Kalumpang, Kapuas, Kalimantan Tengah, memetik buah hutan yang biasa disebut bangkinang, Selasa (19/7/2022). Ladang yang lama ditinggalkan kini dipenuhi semak belukar dan tanaman liar lainnya.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Ambun Suteng (43), peladang asal Kalumpang, Kapuas, Kalimantan Tengah, memetik buah hutan yang biasa disebut bangkinang, Selasa (19/7/2022). Ladang yang lama ditinggalkan kini dipenuhi semak belukar dan tanaman liar lainnya.

PALANGKA RAYA, KOMPAS β€” Peran perempuan di sektor pertanian masih dipandang sebelah mata. Di Kalimantan Tengah, hal itu diperburuk oleh kebijakan larangan membakar yang bahkan membuat peran perempuan terganggu, tak hanya di sektor pertanian, tetapi juga rumah tangga.

Sejak kebakaran hutan dan lahan sembilan tahun lalu, pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan membakar dengan mencabut Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, juga Peraturan Gubernur No 15/2010 tentang Pedoman Pembukaan Lahan dan Pekarangan untuk Masyarakat Kalteng. Dua kebijakan itu berisi izin mengolah lahan dengan cara membakar.

Editor:
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
Bagikan