logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPeternak NTT Menanti...
Iklan

Peternak NTT Menanti Optimalisasi Kotoran Ternak Menjadi Biogas

NTT merupakan provinsi penghasil ternak. Sayangnya, kotoran ternak, khususnya babi, belum dimanfaatkan secara optimal.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
Β· 1 menit baca
Daniel Aluman (55), petani terintegrasi di Kelurahan Fatukoa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (2/5/2024), memperhatikan ternak babi di kandang miliknya. Jumlah babi miliknya 160 ekor dengan kotoran yang dihasilkan sebanyak 70-100 kilogram per hari. Namun, kotoran ini belum termanfaatkan secara optimal.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Daniel Aluman (55), petani terintegrasi di Kelurahan Fatukoa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (2/5/2024), memperhatikan ternak babi di kandang miliknya. Jumlah babi miliknya 160 ekor dengan kotoran yang dihasilkan sebanyak 70-100 kilogram per hari. Namun, kotoran ini belum termanfaatkan secara optimal.

Sepuluh tahun lalu, Nusa Tenggara Timur mendeklarasikan diri sebagai provinsi ternak. Provinsi ini memiliki jutaan ternak babi dan sapi yang menyebar rata di 22 kabupaten/kota. Namun, rekayasa dalam pemanfaatan kotoran ternak belum optimal, salah satunya dengan diolah menjadi biogas.

Padahal, pengolahan kotoran ternak menjadi biogas amat bermanfaat baik bagi rumah tangga peternak maupun lingkungan sekitar. Penggunaan biogas dapat menghemat pengeluaran jutaan rupiah untuk bahan bakar dan energi.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan