Keselamatan Berkendara
Keriaan Anak dan Bahaya Klakson ‘Telolet’ pada Bus
Jika terdapat pengemudi yang menyalakan ‘telolet’, petugas akan menegur dan berupaya mencabut klakson tambahan itu
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F04%2F07%2F46ee8883-517a-485a-87fa-571b4a9e5ab7_jpg.jpg)
Suasana mudik bareng gratis 2024 berjalan menuju bus di depan Kantor Dinas Perhubungan Jawa Timur, Minggu (7/4/2024). Mudik bareng yang diselenggarakan oleh Pemprov Jawa Timur memberangkatkan 3.841 pemudik ke 20 kabupaten/kota.
Sejumlah bus antar kota antarprovinsi masih memeriahkan jalan dengan klakson modifikasi atau akrab disebut telolet. Bunyi klakson itu menjadi magnet bagi anak-anak. Sayangnya, pemasangan klakson tersebut pada bus justru mengandung marabahaya.
Sahut-sahutan klakson telolet dengan beragam alunan melodi terdengar memeriahkan pelepasan 239 bus program Mudik Balik Asyik 2024 yang diadakan pemerintah provinsi Jawa Tengah (Jateng) bersama dengan sejumlah pelaku usaha. Mayoritas melodi klakson itu berlangsung lebih dari 10 detik. Bahkan, ada klakson yang mendendangkan refrain lagu Goyang Maumere dan jingle Susu Murni Nasional.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 2 dengan judul "Keriaan Anak dan Bahaya Klakson ‘Telolet’ pada Bus".
Baca Epaper Kompas