logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊSantri Datang untuk Belajar,...
Iklan

Santri Datang untuk Belajar, Bukan untuk Disiksa

Kekerasan berulang di pesantren menunjukkan lemahnya pelibatan orangtua dalam pembelajaran serta minimnya pengawasan.

Oleh
DEFRI WERDIONO
Β· 1 menit baca
Polisi berjaga di depan pintu masuk Pondok Pesantren Shiddiqiyyah dalam penangkapan tersangka kekerasan seksual pada santri di Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (7/7/2022). Polisi menjemput paksa MSA (42), putra pengasuh Ponpes Shiddiqiyyah.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Polisi berjaga di depan pintu masuk Pondok Pesantren Shiddiqiyyah dalam penangkapan tersangka kekerasan seksual pada santri di Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (7/7/2022). Polisi menjemput paksa MSA (42), putra pengasuh Ponpes Shiddiqiyyah.

Kekerasan terhadap santri terus berulang di pesantren, baik yang dilakukan oleh sesama santri maupun pengurus pesantren. Hal ini ironis karena seharusnya lembaga pendidikan menjadi tempat santri atau siswa belajar, bukan justru dihajar. Pelibatan orangtua secara intensif dalam pembelajaran anak menjadi krusial untuk mencegah kekerasan berulang, termasuk dengan penguatan pengawasan oleh pemerintah.

Beberapa hari terakhir, publik dikejutkan oleh meninggalnya Bintang Balqis Maulana (14), santri asal Banyuwangi, yang menuntut ilmu di Pesantren Al Hanifiyyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Korban meninggal pada Jumat (23/2/2024) dan jenazahnya diantar ke rumah oleh pihak pesantren. Saat mengantar, pihak pesantren mengatakan, korban terpeleset di kamar mandi.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan