Pemilu di Makassar Molor hingga Lima Jam
Pemilu di Makassar diwarnai banyak persoalan, di antaranya distribusi logistik lambat dan kotak suara tak tersegel.
MAKASSAR, KOMPAS — Pelaksanaan pemilu di Kota Makassar molor satu hingga lima jam akibat diwarnai beragam masalah. Mayoritas logistik terlambat tiba di tempat pemungutan suara dan banyak didapati surat suara tertukar antardaerah pilih.
Tak hanya itu, temuan surat undangan ganda hingga undangan digunakan pemilih lain mencuat selama proses pencoblosan, Rabu (14/2/2024). Banyak lagi didapati kotak suara tak tersegel.
Pantauan di sejumlah TPS, Rabu pagi, menunjukkan banyak didapati logistik baru diterima KPPS setelah pukul 08.00 WITA. Bahkan, ada yang menerima logistik pada pukul 09.00 WITA. Padahal, menurut jadwal resmi, pemilihan harusnya sudah dimulai pukul 07.00.
Bahkan, di salah satu TPS di Jalan Mannuruki, pencoblosan akhirnya baru dimulai pukul 12.00 WITA karena petugas menunggu penukaran surat suara antardaerah pilih.
Pantauan di gudang logistik PPK Kecamatan Rappocini pada Selasa malam menunjukkan logistik baru tiba menjelang pukul 22.00. Proses pembongkaran logistik dari kendaraan ke gudang hingga penyaluran ke kelurahan baru tuntas pada Rabu pagi.
”Makanya banyak TPS yang baru menerima pada pagi hari saat sebagian warga mulai berdatangan untuk mencoblos. Padahal, kami di kelurahan sudah bersiap sejak Selasa siang,” kata Rina Mei Sari, anggota PPS Kelurahan Mappala, Kecamatan Rappocini.
Baca juga: Petugas KPPS di Makassar Berjibaku Antar Undangan tanpa Alamat
Tak hanya terlambat, di sejumlah TPS juga didapati kasus surat suara tertukar antardapil. Ini membuat pencoblosan terpaksa dijeda. Di salah satu TPS di Jalan Mannuruki, pencoblosan baru dimulai pukul 12.00 WITA karena petugas menunggu penukaran surat suara.
Keterlambatan distribusi logistik ini membuat di banyak TPS pemilih jadi menumpuk. Antrean jadi panjang karena petugas KPPS baru menuliskan isian lokasi memilih saat warga sudah mengantre. Akibatnya, banyak warga yang belum sempat menggunakan hak pilihnya hingga waktu menunjukkan pukul 13.00 WITA.
Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas adanya keterlambatan dalam distribusi logistik pemilu ke TPS sehingga membuat masyarakat lama mengantre di TPS.
Terkait keterlambatan distribusi logistik ini, Muh Abdi Goncing, komisioner KPU Kota Makassar Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM mengatakan, kendalanya ada pada transportasi.
”Kepada seluruh masyarakat dan pemilih di kota Makassar, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas adanya keterlambatan dalam distribusi logistik pemilu ke TPS sehingga membuat masyarakat lama mengantre di TPS. Keterlambatan ini disebabkan oleh adanya sedikit kendala pada armada angkutan logistik yang terbatas,” katanya.
Hal paling mencolok yang juga banyak terjadi adalah kotak suara yang tidak tersegel. ”Di TPS saya tak ada kotak yang tersegel. Saya sempat salah memasukkan surat suara lalu petugas membuka kotak dan memindahkan. Alasannya karena tidak tersegel. Ini betul-betul membingungkan,” kata Hendra, pemilih di TPS 38 Kelurahan Borong, Kecamatan Manggala.
Hal sama terjadi di TPS 4 Kelurahan Mappala Kecamatan Rappocini, tempat Kompas melakukan pencoblosan. Di sini tak ada satu pun kotak suara yang tersegel.
Sebelumnya kasus kotak suara tak tersegel membuat logistik untuk Kecamatan Kepulauan Sangkarrang yang sudah diseberangkan ke pulau terpaksa dikembalikan ke gudang untuk disegel. Namun, terkait berbagai persoalan ini terutama tidak tersegelnya kotak suara, belum dijawab oleh KPU.
Baca juga: Logistik untuk Pulau Sangkarrang Dikembalikan ke Gudang