Antisipasi Kecurangan di Tengah Potensi Bencana
Agar pemungutan suara di Sumatera Selatan lancar, TPS di daerah rawan banjir dipindah ke tempat yang lebih tinggi.
PALEMBANG, KOMPAS — Dengan potensi curah hujan tinggi, pemungutan suara Pemilihan Umum 2024 di Sumatera Selatan berpeluang diwarnai bencana banjir ataupun longsor. Untuk itu, salah satu yang patut diantisipasi adalah pengarahan massa secara ilegal oleh kontestan pemilu dengan menyediakan perahu untuk warga yang ingin menembus banjir guna datang ke tempat pemungutan suara.
”Kita harus antisipasi bencana dimanfaatkan oleh oknum. Banjir, misalnya, bisa saja dimanfaatkan oleh calon anggota legislatif untuk mengarahkan massa memilihnya. Bisa saja, mereka menyediakan perahu untuk warga yang ingin ke TPS (tempat pemungutan suara) dan melakukan transaksi (beli suara) di atas perahu,” ujar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumsel Kurniawan usai Rapat Persiapan Penyelenggaraan Pemilu 2024 di Kantor Gubernur Sumsel, Palembang, Selasa (13/2/2024).
Baca juga: 7.706 Personel Gabungan Siaga Pemilu 2024
Kurniawan mengatakan, pihaknya melihat potensi curah hujan cukup tinggi di hampir semua wilayah Sumsel saat hari pemungutan suara Pemilu 2024 pada 14 Februari. Hal itu bisa memicu bencana, seperti banjir dan longsor. Dari pantauan lapangan, pihaknya menyarankan agar beberapa TPS digeser ke lokasi lebih tinggi untuk mengantisipasi genangan air atau banjir, antara lain di Kabupaten Musi Rawas Utara yang berulang kali dilanda banjir cukup besar dalam sebulan terakhir.
Selain itu, segenap pihak terkait juga harus mengantisipasi potensi kecurangan di tengah terjadinya bencana. Salah satunya meminta instansi terkait, seperti Polri atau TNI, menyiapkan perahu untuk membantu mobilitas warga yang ingin ke TPS kalau terjadi banjir. ”Hal itu setidaknya bisa meminimalisasi potensi kecurangan oleh oknum yang ingin memanfaatkan bencana untuk melakukan transaksi (beli suara),” kata Kurniawan.
Mitigasi bencana
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumsel Andika Pranata Jaya menuturkan, pihaknya sudah menghimpun informasi dari dua sumber, yakni data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta laporan petugas di lapangan. Hasilnya, potensi curah hujan masih cukup tinggi dan bisa memicu bencana saat hari pemungutan suara Pemilu 2024.
Sedikitnya lima daerah rawan bencana, yaitu banjir di Musi Rawas dan Musi Rawas Utara, banjir pasang-surut di Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, dan Palembang, serta longsor di Lahat, Pagaralam, dan Empat Lawang. Agar bencana itu tidak mengganggu jalannya pemungutan suara, KPU Sumsel meminta jajarannya di lapangan memetakan kerawanan daerah masing-masing dan membuat strategi mitigasi yang sesuai.
Jangan sampai bencana, seperti banjir, menghambat partisipasi warga untuk menggunakan hak suaranya.
Secara umum, mitigasi yang dilakukan adalah menggeser atau memindahkan TPS ke lokasi yang lebih aman. ”Petugas lapangan (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara/KPPS) yang direkrut dari warga setempat diminta mengenali betul kondisi daerahnya. Mereka harus bisa menentukan lokasi mana yang aman untuk didirikan TPS. Kalau memang lokasi yang biasa digunakan berpeluang kebanjiran, mereka harus memindahkannya ke tempat yang lebih aman agar pemungutan suara tidak terganggu,” tuturnya.
Penjabat Gubernur Sumsel Agus Fatoni menyampaikan, pihaknya meminta semua jajaran Forkopimda, terlebih jajaran pemerintah daerah, untuk membantu menyukseskan Pemilu 2024. Mereka diminta memperkuat koordinasi untuk mengantisipasi segala bentuk kerawanan yang bisa mengganggu jalannya pemungutan suara, terutama akibat bencana. ”Jangan sampai bencana, seperti banjir, menghambat partisipasi warga untuk menggunakan hak suaranya,” ujar Agus.
Banjir
Sementara itu, sejumlah lokasi di Palembang terjadi banjir pasang-surut dengan ketinggian muka air rata-rata 50-100 sentimeter, khususnya di Kecamatan Gandus dalam sebulan terakhir. Banjir itu kadang surut dan kadang lebih tinggi tergantung curah hujan dan kondisi pasang-surut. Namun, pada Selasa kemarin, banjir terlihat jauh lebih parah karena nyaris tidak surut sejak pagi hingga menjelang malam.
Camat Gandus Jufriansyah menyebutkan, ada 60 TPS yang terdampak banjir di Gandus. Akan tetapi, pihaknya berusaha agar pemungutan suara tidak terganggu. Caranya, antara lain, melakukan pemindahan lokasi TPS ke tempat yang lebih tinggi.
Baca juga: Kesibukan Warga hingga Malam di TPS Jelang Hari Pencoblosan
Selain itu, mereka juga berkoordinasi dengan kelurahan setempat untuk menyosialisasikan warga bahwa pemilu tetap dilaksanakan meskipun banjir. Mereka pun meminta kelurahan menyediakan perahu untuk memudahkan warga pergi ke TPS. ”Kami berusaha agar banjir tidak menurunkan angka partisipasi warga dalam menggunakan hak suaranya,” ujar Jufriansyah.
Salah satu lokasi terdampak banjir paling parah di Kelurahan Pulo Kerto, Gandus. Bahkan, sedikitnya empat TPS di sana sudah dipindahkan dari rencana di lapangan atau kantor pemerintah setempat ke rumah warga yang berupa rumah panggung kayu dan rumah batu dengan fondasi lebih tinggi dari muka air banjir.
”Akibat banjir, nyaris tidak ada lagi tanah yang kering di sini. Jadi, kami mesti memindahkan TPS ke tempat yang lebih tinggi, terutama ke rumah warga yang berupa rumah panggung,” ujar Ketua Panitia Pemungutan Suara Pulo Kerto Saiful Abadi.