logo Kompas.id
NusantaraDi Tengah Hujan, KPU Makassar ...
Iklan

Di Tengah Hujan, KPU Makassar Distribusikan Logistik ke Kepulauan

Distribusi logistik ke kecamatan kepulauan di Makassar diharapkan tepat waktu walau dibayangi cuaca buruk.

Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
· 3 menit baca
Distribusi logistik pemilu untuk wilayah kepulauan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, diberangkatkan pada Minggu (11/2/2024).
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Distribusi logistik pemilu untuk wilayah kepulauan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, diberangkatkan pada Minggu (11/2/2024).

MAKASSAR, KOMPAS — Setelah tertunda dua kali akibat cuaca buruk, Komisi Pemilihan Umum Kota Makassar di Sulawesi Selatan akhirnya mendistribusikan logistik pemilu ke Kecamatan Kepulauan Sangkarrang. Di Makassar, Sangkarrang adalah satu-satunya kecamatan yang berada di pulau.

Logistik untuk kecamatan ini diberangkatkan dari Pelabuhan Paotere, Minggu (11/2/2024). Pengiriman ini dibayangi cuaca buruk. Sejak pagi, Makassar diwarnai hujan dan angin kencang. Kecamatan Kepulauan Sangkarrang terdiri atas beberapa pulau yang tersebar di Kepulauan Spermonde di Selat Makassar.

”Kami berharap pendistribusian ini bisa tepat waktu mengingat cuaca. Ini pun sebelumnya dua kali tertunda akibat hujan dan ombak hingga 4 meter. Nantinya logistik ini akan diatur di ibu kota kecamatan, termasuk kotak suara yang akan dirakit dahulu. Selanjutnya didistribusikan ke kelurahan hingga TPS,” kata Ketua KPU Makassar Hambaliie.

Kru kapal mengatur logistik berupa surat suara di lambung kapal, Minggu (11/2/2024).
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Kru kapal mengatur logistik berupa surat suara di lambung kapal, Minggu (11/2/2024).

Di kecamatan ini terdapat tiga kelurahan dengan 41 tempat pemungutan suara (TPS) dan 10.261 pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap. Dalam kondisi cuaca normal, pelayaran menggunakan kapal kayu dari Pelabuhan Paotere ke pulau-pulau di kecamatan ini akan menghabiskan waktu hingga dua jam.

Baca juga: KPU Sulsel Antisipasi Distribusi Logistik di Kepulauan dan Pelosok

Iklan

Untuk pengawalan logistik dan pengamanan pemilu, 71 aparat dari polres pelabuhan ikut berangkat. Sebagian akan bertugas di TPS, sebagian lainnya akan ditempatkan di ibu kota kecamatan untuk mengawal proses rekapitulasi.

”Petugas yang diberangkatkan akan mengawal logistik sekaligus bertugas untuk pengamanan pemilu. Nantinya satu orang di setiap TPS dan sisanya mem-back up di ibu kota kecamatan. Jadi, total 71 anggota. Tugas mereka berakhir saat logistik nantinya sudah berada di KPU Makassar,” kata Ajun Komisaris Besar Yudi Frianto, Kepala Polres Pelabuhan Makassar.

Aparat keamanan berjaga dan akan mengawal distribusi logistik pemilu ke pulau-pulau di Kecamatan Kepulauan Sangkarrang. Secara administratif, kecamatan ini masuk dalam wilayah Kota Makassar.!
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Aparat keamanan berjaga dan akan mengawal distribusi logistik pemilu ke pulau-pulau di Kecamatan Kepulauan Sangkarrang. Secara administratif, kecamatan ini masuk dalam wilayah Kota Makassar.!

Yudi mengatakan, kendala pengamanan di pulau adalah cuaca buruk. Saat ini, intensitas hujan yang kian tinggi berdampak pada pelayaran. Sementara lokasi TPS tersebar di beberapa pulau.

”Selain itu, sinyal juga bermasalah di beberapa pulau. Jadi, untuk membuat laporan, petugas harus ke ibu kota kecamatan. Cuaca buruk juga bisa jadi kendala jika nanti petugas di TPS butuh back up dari petugas yang disiagakan di ibu kota kecamatan,” katanya.

Tak hanya Kota Makassar, logistik untuk wilayah kepulauan lain, misalnya di Kabupaten Pangkajene Kepulauan dan Selayar, juga sudah didistribusikan. Di dua kabupaten ini, logistik bahkan sudah berangkat sejak beberapa hari lalu. Selain pertimbangan cuaca buruk, letak pulau-pulau ini yang jauh dan bisa menghabiskan waktu tempuh hingga hari membuat distribusi dilakukan lebih awal.

Baca juga: Pengojek-pengojek Tangguh di Seko

Untuk wilayah terpencil seperti Kecamatan Seko dan Rampi di Kabupaten Luwu Utara, distribusi dilakukan menggunakan pesawat. Selanjutnya, digunakan kendaraan ojek roda dua dan kuda untuk beberapa desa yang jauh. Di Luwu Utara, sejumlah desa terpencil tak bisa dilalui kendaraan roda empat. Hanya ada ojek dan kuda dengan ongkos jutaan rupiah.

Seorang pengojek mengangkat kendaraan roda dua yang terbenam di lumpur dalam perjalanan ke Seko, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Senin (4/7/2022).
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Seorang pengojek mengangkat kendaraan roda dua yang terbenam di lumpur dalam perjalanan ke Seko, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Senin (4/7/2022).

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan