logo Kompas.id
NusantaraAhmad Tohari: Indonesia Sedang...
Iklan

Ahmad Tohari: Indonesia Sedang Tidak Baik-baik Saja

Budayawan Ahmad Tohari menilai, kondisi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Presiden harus diingatkan.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
· 2 menit baca
Penulis novel <i>Ronggeng Dukuh Paruk,</i> Ahmad Tohari, di Umah Sastra Ahmad Tohari, di Agro Karang Panginyongan, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (25/1/2020).
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari, di Umah Sastra Ahmad Tohari, di Agro Karang Panginyongan, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (25/1/2020).

PURWOKERTO, KOMPAS — Dinamika politik di Indonesia menjelang Pemilu 2024 sedang disorot banyak pihak. Budayawan asal Banyumas, Ahmad Tohari, menilai, Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Langkah-langkah pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo sebagai kepala negara yang diduga memihak salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden dalam kontestasi pemilu presiden, dinilai tidak elok.

”Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Gejala yang muncul di sumber-sumber kekuasaan di atas, di kepresidenan ini, menunjukkan gejala yang kurang sehat, saya kira. Terasa ada (upaya) penguasaan Presiden yang ingin menurunkan kekuasaan dengan cara yang tidak enak dilihat, tidak enak didengar,” kata Ahmad Tohari, Selasa (6/2/2024).

Baca juga: Ikhtiar Ahmad Tohari demi Literasi

Tohari menyampaikan, hal tersebut tidaklah elok dan Presiden harus diingatkan. ”Saya kira kita perlu mengingatkan Presiden untuk keluar dari jebakan ingin meneruskan kekuasaan melalui keluarganya. Itu tidak sehat dan itu tidak menarik,” katanya.

Tohari mengatakan, dulu Presiden cukup anggun dan baik-baik saja dalam menapaki karier politik dan menjalankan pemerintahan. Akan tetapi, kini tampak terasa tidak elok.

Iklan

”Dulu, saya kira dia anggun-anggun saja, baik-baik saja. Tapi, kelihatannya akhirnya kepingin keluarganya bisa meneruskan kekuasaannya. Ini menurut saya tidak sehat dan menjadi preseden yang tidak baik untuk sebuah negara yang kita cintai ini. Jangan lupa, negara kita ini sebuah republik, negara yang berasaskan demokrasi. Demokrasi yang anggun itu tidak ada bau-bau nepotisme,” tuturnya.

Seusai sarapan bareng Presiden Joko Widodo, Airlangga sebut Jokowi akan netral di Pemilu 2024.
KOMPAS

Seusai sarapan bareng Presiden Joko Widodo, Airlangga sebut Jokowi akan netral di Pemilu 2024.

Saya kira kita perlu mengingatkan Presiden untuk keluar dari jebakan ingin meneruskan kekuasaan melalui keluarganya. Itu tidak sehat dan itu tidak menarik.

Menurut Tohari, Pemilu 2024 harus bisa dilaksanakan secara jurdil (jujur dan adil) serta luber (langsung, bebas, dan rahasia).

”Jangan terpengaruh apalagi terpengaruh uang, itu sangat tidak sehat. Walaupun ada yang bagi-bagi beras, bagi-bagi ini dan itu, itu suatu perbuatan yang akan merusak kenormalan demokrasi yang sudah kita jalani selama lebih setengah abad ini. Kita melakukan pemilu dengan hati yang penuh tanggung jawab dan ikhlas,” katanya.

Baca juga: Ahmad Tohari: Literasi Modal Kemajuan

Secara terpisah, pengamat komunikasi politik yang juga pengajar di FISIP Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Profesor Adhi Iman Sulaiman, menyampaikan, demokrasi di Indonesia sedang diuji.

”Demokratisasi kita diuji, maka muncullah pendidikan politik dari kasus ini. Orang bisa menilai bahwa berpolitik pun harus ada etika. Bagi saya, sekarang yang semua bersuara, beraspirasi, baik itu menolak, mengkritik, bahkan mungkin mendukung, itu adalah proses demokratisasi,” kata Adhi.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan