logo Kompas.id
NusantaraDi Makassar, Forum Rektor...
Iklan

Di Makassar, Forum Rektor Indonesia Serukan Pemilu Damai

Forum Rektor Indonesia serukan pemilu damai dan menjaga persatuan dalam bingkai NKRI.

Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
· 3 menit baca
Sejumlah rektor yang tergabung dalam Forum Rektor Indonesia bertemu di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/2/2024).
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Sejumlah rektor yang tergabung dalam Forum Rektor Indonesia bertemu di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/2/2024).

MAKASSAR, KOMPAS — Forum Rektor Indonesia atau FRI menyerukan pemilu damai. Dalam pernyataan sikapnya, FRI juga menyatakan menolak segala bentuk upaya provokasi yang dapat memecah belah persaudaraan serta tindakan yang mencederai pesta demokrasi.

Deklarasi Pemilu Aman dan Damai ini dibacakan di Makassar, Sabtu (3/2/2024) malam, dalam acara ramah-tamah di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan. Deklarasi ini berisi lima poin dan ditandatangani oleh 13 rektor dari sejumlah perguruan tinggi.

Adapun yang bertanda tangan adalah rektor Universitas Hasanuddin, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Wahid Hasyim, Universitas Mataram, dan lainnya.

Baca juga: Guru Besar UMY: Penggunaan Fasilitas Negara adalah Pelanggaran Serius

Ketua FRI Prof Dr Nurhasan mengatakan, seruan pemilu damai ini adalah bentuk dukungan perguruan tinggi dalam menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dr Jamaluddin Jompa dan Ketua Forum Rektor Indonesia Prof Dr Nurhasan memegang lembar perjanjian kerja sama antarperguruan tinggi, Sabtu (3/2/2024), di Makassar.
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dr Jamaluddin Jompa dan Ketua Forum Rektor Indonesia Prof Dr Nurhasan memegang lembar perjanjian kerja sama antarperguruan tinggi, Sabtu (3/2/2024), di Makassar.

”Poin-poinnya adalah mengajak semua komponen untuk melaksanakan pemilu damai, menolak provokasi, dan menangkal hoaks,” katanya kepada wartawan di Kampus Unhas, Sabtu petang, sebelum deklarasi dilakukan.

Secara lengkap isi deklarasi ini adalah mengajak segenap komponen bangsa menyukseskan Pemilu 2024 yang aman dan damai. Menolak segala bentuk upaya provokasi yang dapat memecah belah persaudaraan serta tindakan yang mencederai pesta demokrasi. Di samping itu, bersama-sama menangkal berita hoaks dan ujaran kebencian yang dapat mengganggu jalannya Pemilu 2024.

Adapun poin keempat, warga negara yang mempunyai hak pilih agar menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani dan tidak golput. Poin terakhir adalah kampus menjaga kondusivitas dan turut memberikan edukasi kepada komponen bangsa demi terciptanya pemilu yang jujur, adil, aman, dan damai.

Iklan

Baca juga: Kampus Serukan Keprihatinan atas Kontestasi Pemilu 2024

Terkait pernyataan sikap forum guru besar Unhas pada Jumat (2/2/2024), Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa mengatakan bahwa hal tersebut pernyataan orang per orang.

Rektorat Universitas Hasanuddin, Jumat (4/11/2022).
RENY SRI AYU ARMAN

Rektorat Universitas Hasanuddin, Jumat (4/11/2022).

“Itu tidak mewakili institusi. Mereka adalah dosen Unhas, tapi tidak mengatasnamakan seluruh dosen Unhas. Kami di universitas memang ada kebebasan mimbar akademik, tapi selalu diikuti dengan tanggung jawab. Sehingga apa pun itu harusnya sesuai kaidah organisasi. Kalau mau gunakan logo organisasi, tentu harus dalam koridor kerangka organisasi,” tuturnya di Unhas, Sabtu siang.

Sebelumnya pada Jumat, forum guru besar Unhas menyatakan sikap untuk menyelamatkan demokrasi. Salah satu poin penting dari pernyataan sikap ini adalah meminta presiden dan seluruh pejabat serta aparatur negara untuk tetap pada koridor demokrasi. Mereka juga meminta KPU, Bawaslu, dan seluruh penyelenggara pemilu untuk bekerja secara profesional.

Itu tidak mewakili institusi. Mereka adalah dosen Unhas, tapi tidak mengatasnamakan seluruh dosen Unhas.

Maklumat

Tak berselang satu jam setelah pernyataan sikap ini, Rektor Unhas mengeluarkan maklumat. Isi maklumat adalah enam poin yang di antaranya berisi pernyataan bahwa aksi guru besar tersebut tak mewakili Unhas.

Enam poin maklumat ini adalah meminta sivitas akademika Unhas untuk aktif menjaga situasi dan kondisi, termasuk ikut memperbaiki suasana perbincangan agar tidak mengarah ke hal-hal yang provokatif dan intimidatif. Kebebasan berpendapat dihargai dan dijunjung tinggi sebagai amanat konstitusi, tetapi pilihan politik yang beragam juga harus dihormati dan dihargai.

Sejumlah rektor menandatangani perjanjian kerja sama bidang penelitian di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/2/2024).
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Sejumlah rektor menandatangani perjanjian kerja sama bidang penelitian di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/2/2024).

“Meskipun terdapat perbedaan pilihan dan preferensi calon presiden, saya ingatkan untuk tidak melakukan kampanye hitam terhadap calon presiden yang tidak disukai. Hindari menyebarkan informasi hoaks dan berita-berita yang belum terverifikasi kebenarannya dan tidak diketahui sumbernya. Mari kita menjaga atmosfer akademik yang sehat dalam bingkai kebebasan mimbar akademik yang bertanggung jawab,” demikian sebagaimana tertulis dalam maklumat.

Poin berikutnya adalah menjaga silaturahmi dan persaudaraan kampus serta dewasa menerima perbedaan pilihan politik dalam suasana kekeluargaan. Adapun poin ke-6 jelas tertulis bahwa adanya flyer yang mengatasnamakan guru besar dan dosen Unhas untuk mengajak menyampaikan keprihatinan ”Menyelamatkan Demokrasi” tidak mewakili Unhas sebagai institusi.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan