Total Pemilih Tambahan di Jabar Mencapai 143.619 Orang
Pada pemilu sebelumnya, tidak semua pemilih tambahan menggunakan hak pilihnya.
BANDUNG, KOMPAS — Jumlah pemilih tambahan pada Pemilu 2024 di Jawa Barat hingga hari terakhir pendaftaran pada Senin (15/1/2024) meningkat signifikan. Total jumlah pemilih tambahan mencapai 143.619 orang.
”Mereka nantinya akan mencoblos di 44.710 tempat pemungutan suara,” kata Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat Hedi Ardia di Bandung, Selasa (16/1/2024).
Hedi mengatakan, dari total 143.619 orang itu, 73.811 di antaranya perempuan dan 69.808 lainnya adalah laki-laki. Semuanya tersebar di 627 kecamatan.
Baca juga: Pendaftaran Pemilih Tambahan Disambut Antusias, Mahasiswa Terbanyak
”Kabupaten Bogor menjadi daerah dengan jumlah pemilih tambahan terbanyak, 18.564 orang. Mayoritas pemilih tambahan adalah mahasiswa dan warga yang pindah domisili ke Jabar,” papar Hedi.
KPU Jabar, menurut Hedi, akan terus memacu sosialisasi agar pemilih tambahan berkomitmen mengikuti pemungutan suara di TPS. Sebab, banyak pemilih tambahan pada pemilu sebelumnya justru tidak hadir pada hari pencoblosan.
Ia menambahkan, pihaknya juga menargetkan angka partisipasi pemilih dalam Pemilu 2024 mencapai 85 persen. Sebelumnya angka partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019 sebesar 82 persen.
”Tugas untuk menyosialisasikan pentingnya mengikuti pemilu bukan hanya KPU. Partai politik juga harus berperan aktif mencegah masyarakat apatis untuk menyalurkan hak politiknya,” kata Hedi.
Samsul Akbar (27), mahasiswa Program Pascasarjana ITB, turut mendaftar sebagai pemilih tambahan di Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Berasal dari Maluku Utara, Samsul mengatakan, pemilu sangat penting untuk menentukan nasib bangsa.
”Saya sebagai mahasiswa tak boleh apatis untuk memilih pemimpin negara. Satu-satunya upaya untuk menciptakan perubahan bagi masyarakat yang lebih baik hanyalah melalui pemilu,” katanya.
Baca juga : Survei Litbang ”Kompas” Jadi Acuan Antisipasi Pemilu Dua Putaran
Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Pius Sugeng Prasetyo, berpendapat, para pemilih muda harus menggunakan hak politiknya dalam Pemilu 2024. Ia menilai keinginan tidak memilih atau golput bukan pilihan, melainkan sikap apatis.
”Pemicu sikap apatis untuk memilih karena minimnya informasi yang didapat warga tersebut. KPU dan partai politik maupun lembaga terkait harus meningkatkan sosialisasi guna memacu partisipasi pemilih,” ucap Pius.