KPU Penajam Paser Utara Sediakan TPS Khusus untuk Pekerja di IKN
Sebanyak 602 pekerja dari luar daerah di IKN mendaftar untuk bisa memilih di Pemilu 2024. Mereka berharap pemimpin adil.
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pekerja di proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN dari luar daerah Kalimantan Timur akan disediakan tempat pemungutan suara (TPS) khusus. Dari ribuan pekerja, 602 pekerja dari luar Kaltim sudah mendaftar sebagai pemilih.
Ketua Divisi Perencanaan Data dan Informasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Penajam Paser Utara Wiwik Susiati mengatakan, timnya sudah melakukan sosialisasi ke kontraktor dan pekerja di IKN sejak beberapa minggu lalu. Setiap hari, timnya berjaga di dua titik agar pekerja bisa melakukan pendaftaran untuk bisa ikut Pemilu 2024 di lokasi kerja.
”Pendataan kami lakukan di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Sepaku dan Kecamatan Penajam. Untuk pekerja di sekitar Istana Presiden di IKN, di Kecamatan Sepaku, sudah ada 602 pekerja yang mendaftar sebagai pemilih,” kata Wiwik, dihubungi dari Balikpapan, Kamis (11/1/2024).
Dua kecamatan yang dimaksud Wiwik berada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim. Kabupaten itu menjadi titik mula pembangunan awal IKN dan sejumlah infrastruktur pendukung.
Ia mengatakan, selain di lokasi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN di Kecamatan Sepaku, pihaknya juga mendata dan membuka layanan bagi pekerja di proyek pendukung IKN di Kecamatan Penajam. Beberapa di antaranya adalah pekerja di Jembatan Pulau Balang di Teluk Balikpapan dan pekerja yang membangun pelabuhan.
Para pekerja, kata Wiwik, tercatat sebagai daftar pemilih tambahan atau DPTb, yakni warga yang memiliki hak mencoblos saat Pemilu 2024 dan berkeinginan pindah tempat pemungutan suara. Salah satu kriteria DPTb adalah warga yang tak bisa pulang ke tempat tinggal di hari pemungutan suara.
Baca Juga: Petik Pelajaran Baru dari Bilah Selubung Garuda Istana Presiden di Nusantara
Layanan KPU Penajam Paser Utara bagi pekerja IKN itu akan terus dilakukan sampai 15 Januari 2024. Menurut Wiwik, tantangan yang dihadapi timnya di lapangan ialah waktu kontrak yang berbeda-beda antara pekerja satu dan pekerja lain.
Misalnya, masa kontrak pekerja bervariasi, ada yang setiap satu bulan ganti pekerja, ada yang dua bulanan, dan seterusnya. Hal itu membuat sejumlah pekerja belum bisa memutuskan untuk ikut pencoblosan di tempat kerja atau di kampung halaman.
Wiwik menjelaskan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan kontraktor proyek. Selain itu, pihaknya juga menugaskan tim bersiaga di hunian pekerja konstruksi (HPK) IKN pukul 08.00-pukul 17.00. Ada kalanya, tambah Wiwik, timnya menunggu sampai pukul 21.00 Wita untuk menunggu para pekerja yang baru punya waktu luang malam hari.
”Untuk tempat pemungutan suara, kami sudah tentukan. Menurut rencana, ada dua TPS di rest area IKN. Kami sudah berkoordinasi dengan perusahaan untuk mobilitas pekerja saat pencoblosan,” tambah Wiwik.
Baca juga : Goa Tapak Raja Geliatkan Pariwisata di Kawasan IKN
Pekerja di luar wilayah KIPP IKN akan ditempatkan di TPS terdekat. Misalnya, bagi pekerja di sekitar Jembatan Pulau Balang, kata Wiwik, akan disebar di TPS di Kecamatan Penajam yang kuotanya belum penuh.
”Ada yang ditempatkan di Desa Pantai Lango, Kelurahan Gersik, dan Kelurahan Jenebora,” katanya.
Untuk tempat pemungutan suara, kami sudah tentukan. Menurut rencana, ada dua TPS di rest area IKN. Kami sudah berkoordinasi dengan perusahaan untuk mobilitas pekerja saat pencoblosan.
Pemimpin yang adil
Dimas A Pratama (23), pekerja asal Jawa Barat, sedang mengurus persyaratan untuk bisa memilih di lokasi kerjanya. Ia merasa cukup terbantu dengan adanya layanan dari KPU dan sosialisasinya. Sebab, ini pengalaman pertamanya ikut Pemilu 2024 di luar daerah asalnya.
Ia berharap proses pemilihan berjalan jujur dan adil. Menurut Dimas, Indonesia butuh pemimpin yang punya program nyata yang berdampak terhadap masyarakat kecil. Untuk itu, ia berharap Pemilu 2024 berjalan aman dan damai agar ekonomi stabil.
”Siapa aja pemimpinnya, semoga jujurlah,” kata pria yang bekerja di proyek Istana Presiden itu.
Selain pekerja dari luar daerah, terdapat juga pekerja lokal dari sekitar lokasi proyek IKN. Salah satunya Winoto (40), warga Desa Karang Jinawi, Kecamatan Sepaku, sekitar 50 kilometer dari Titik Nol IKN. Ia sudah terdaftar sebagai pemilih di desanya. Ia juga diberikan waktu luang oleh perusahaan tempatnya bekerja di waktu pencoblosan kelak.
Winoto berharap pemerataan pembangunan di Indonesia berjalan baik. Tidak hanya pembangunan jalan, tetapi juga pemerataan sekolah dan layanan kesehatan yang berkualitas.
Baca juga : Rangkaian Bulan Kemerdekaan Digelar di IKN
Ia ingat betul, saat Kecamatan Sepaku belum ditetapkan sebagai IKN. Di tahun 1980-1990-an, ia mesti berjalan kaki sedikitnya lima kilometer ke sekolah. Saat ada keluarganya yang sakit, mereka mesti dirujuk ke Balikpapan yang berjarak sekitar 90 kilometer.
”Semoga itu tidak terjadi lagi di daerah lain,” katanya.