logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊDoa dan Usaha agar Tidak Ada...
Iklan

Doa dan Usaha agar Tidak Ada yang Gugur Lagi di Jalur Sepur

Kecelakaan KA Turangga 65A dan KA Commuterline Bandung Raya 350 meninggalkan lara bagi keluarga korban. Perbaikan fisik dilakukan, tetapi investigasi dari KNKT juga diandalkan.

Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN, WISNU WARDHANA DANY, FABIO MARIA LOPES COSTA, MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Β· 1 menit baca
Sejumlah warga di Kompleks Griya Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyiapkan bahan makanan untuk acara tahlilan bagi almarhum Ponisam, Sabtu (6/1/2024). Ponisam adalah asisten masinis KA lokal Bandung Raya yang meninggal ketika keretanya bertabrakan dengan KA Turangga di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (5/1/2024).
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA

Sejumlah warga di Kompleks Griya Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyiapkan bahan makanan untuk acara tahlilan bagi almarhum Ponisam, Sabtu (6/1/2024). Ponisam adalah asisten masinis KA lokal Bandung Raya yang meninggal ketika keretanya bertabrakan dengan KA Turangga di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (5/1/2024).

Kecelakaan Kereta Api Turangga 65A dan KA Commuterline Bandung Raya 350 meninggalkan lara bagi keluarga korban yang berpulang. Semangat dari orang terdekat mencoba menguatkan mereka. Kepergian mereka tidak boleh sia-sia, harus menjadi momentum menjamin keselamatan banyak orang yang bergantung pada kereta.

Sebuah mobil van bernomor polisi D 1471 WV berhenti tepat di halaman sebuah rumah di Jalan Jati Raya Nomor 23, Griya Rancaekek, Kelurahan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (6/1/2024) pukul 13.00 WIB. Martono (61), pengemudi mobil itu, turun dan bersama sejumlah rekannya mengangkat satu persatu bahan makanan dan minuman untuk diletakkan di teras rumah.

Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Bagikan