MASYARAKAT ADAT
Peradaban Sunyi Kemenyan Tanah Batak yang Mendunia
Masyarakat adat di hutan kemenyan menghasilkan triliunan rupiah. Mereka menghidupi tradisi marhaminjon berabad-abad.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F20%2F454b7a35-eb08-4a8c-805c-9a4c39fe1c97_jpg.jpg)
Anggota Masyarakat Adat Nagasaribu Onan Harbangan, Sarno Simamora (37), di hutan adat kemenyan, Desa Pohan Jae, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Jumat (17/11/2023).
Peradaban kemenyan hidup berabad-abad lamanya di Tanah Batak. Dalam jalan sunyi menjaga hutan, masyarakat adat telah menghasilkan triliunan rupiah setiap tahun. Semerbak kemenyan menyebar ke seluruh dunia.
Suasana di Desa Pandumaan dan Sipituhuta, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, lengang, Rabu (15/11/2023) siang. Hanya terlihat anak-anak bermain di halaman dan sejumlah ibu mengerjakan aktivitas rumah tangga.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 15 dengan judul "Peradaban Sunyi Kemenyan Tanah Batak yang Mendunia".
Baca Epaper Kompas