logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPascapenembakan, Warga Bangkal...
Iklan

Pascapenembakan, Warga Bangkal Belum Dilibatkan dalam Penyelesaian Konflik

Konflik di Bangkal, Kabupaten Seruyan bagaikan bom waktu selama pemerintah tidak melibatkan masyarakat yang berkonflik dalam upaya penyelesaian.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Β· 1 menit baca
Piter (59), paman korban Gijik, warga Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, yang tewas ditembak dalam unjuk rasa di perkebunan sawit di desanya. Piter, Rabu (11/10/2023), berharap penembak keponakannya itu bisa ditangkap.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Piter (59), paman korban Gijik, warga Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, yang tewas ditembak dalam unjuk rasa di perkebunan sawit di desanya. Piter, Rabu (11/10/2023), berharap penembak keponakannya itu bisa ditangkap.

PALANGKARAYA, KOMPAS β€” Warga Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, kian gerah dengan konflik berkepanjangan tanpa solusi. Mereka tidak dilibatkan dalam penyelesaian masalah, bahkan merasa dibayangi kriminalisasi setelah pemanggilan dari aparat.

Sebelumnya, warga Desa Bangkal berunjuk rasa 23 hari, menuntut kebun plasma ke salah satu perusahaan perkebunan sawit di desa tersebut. Lahan seluas 1.175 hektar yang berada di luar hak guna usaha (HGU) yang selama ini digarap perusahaan diminta dikembalikan ke masyarakat.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan