logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKesulitan Mesin Perontok,...
Iklan

Kesulitan Mesin Perontok, Petani di Lembata Tinggalkan Budidaya Sorgum

Kesulitan mesin perontok, petani di Lembata tidak lagi melakukan budidaya sorgum. Mereka beralih menanam jagung yang lebih mudah diproses. Janji pemda beli mesin perontok hanya janji.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
Β· 1 menit baca
Seusai prosesi adat menyambut panen perdana, para petani sorgum, Ester Peni Sogen (kiri) dan Antonia Tuto, memanen sorgum di Dusun A, Desa Wuakerong, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Senin (9/5/2016).
KOMPAS/JOHANES GALUH BIMANTARA

Seusai prosesi adat menyambut panen perdana, para petani sorgum, Ester Peni Sogen (kiri) dan Antonia Tuto, memanen sorgum di Dusun A, Desa Wuakerong, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Senin (9/5/2016).

LEWOLEBA, KOMPAS β€” Kesulitan mesin perontok, petani di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, meninggalkan kebiasaan budidaya sorgum yang sudah berlangsung hampir 10 tahun terakhir. Harga sorgum yang rendah juga membuat petani akan beralih ke tanaman jagung.

Ketua Ikatan Petani Sorgum Lembata, Petrus Daton, di Lewoleba, Jumat (13/10/2023), mengatakan, dirinya memiliki lahan sorgum seluas 4 hektar yang dikembangkan sejak 2014. Itu berawal dari informasi saudara yang pulang dari Malaysia bahwa sorgum jauh lebih sehat ketimbang beras dan jagung. Sorgum bisa mengatasi beberapa jenis penyakit karena kaya akan nutrisi.

Editor:
SUSY BERINDRA
Bagikan