Karhutla
Kondisi Udara di Palembang Mulai Tidak Sehat
Pada Jumat (1/9/2023) pukul 02.00, konsentrasi partikulat menyentuh angka 132,10 mikrogram per meter kubik, yang berarti udara di Palembang sudah tidak sehat.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F30%2F79d5bc74-65e6-4e00-9a5f-1bb41a1b1849_jpg.jpg)
Petugas membawa dahan yang digunakan untuk memadamkan titik api di Kelurahan Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Rabu (30/8/2023). Kebakaran ini menghanguskan semak-semak di lahan gambut.
PALEMBANG, KOMPAS — Kebakaran yang akhir-akhir ini terjadi di Sumatera Selatan mulai membuat udara di Kota Palembang masuk dalam kategori tidak sehat. Indikator konsentrasi partikulat menunjukkan hal itu. Pada Jumat, (1/9/2023) pukul 02.00, konsentrasi partikulat menyentuh angka 132,10 mikrogram per meter kubik, yang berarti udara di Palembang sudah tidak sehat.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Siswanto menduga situasi ini terjadi akibat kebakaran lahan yang muncul di sejumlah daerah sekitar Palembang, terutama Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir. ”Jika terjadi kebakaran di dua daerah itu, maka asapnya akan terbawa angin yang bertiup ke arah tenggara atau barat daya, yang berarti memang mengarah ke Palembang,” kata Siswanto.