logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บPluralisme yang Melebur dalam ...
Iklan

Pluralisme yang Melebur dalam Perumahan-perumahan di Medan

Kota Medan sejak awal tumbuh sebagai kota multietnis yang sangat plural. Masyarakat dari etnis Nusantara hingga beragam etnis luar negeri kini melebur perumahan-perumahan yang sama.

Oleh
NIKSON SINAGA, AUFRIDA WISMI WARASTRI
ยท 1 menit baca
Masyarakat dari berbagai etnis beraktivitas dan membaur di pusat perdagangan di Jalan KH Zainul Arifin, Kampung Madras (disebut juga Kampung Keling), Medan, Sumatera Utara, Senin (12/6/2023). Daerah-daerah di Kota Medan yang sebelumnya tersegmentasi berdasarkan etnis sejak masa Hindia Belanda kini sudah melebur. Medan bertumbuh menjadi kota multikultural.
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Masyarakat dari berbagai etnis beraktivitas dan membaur di pusat perdagangan di Jalan KH Zainul Arifin, Kampung Madras (disebut juga Kampung Keling), Medan, Sumatera Utara, Senin (12/6/2023). Daerah-daerah di Kota Medan yang sebelumnya tersegmentasi berdasarkan etnis sejak masa Hindia Belanda kini sudah melebur. Medan bertumbuh menjadi kota multikultural.

Kota Medan sejak awal tumbuh sebagai kota multietnis yang sangat plural. Masyarakat dari etnis Nusantara hingga beragam bangsa dari luar negeri berkembang selama ratusan tahun di Medan. Jika di awal permukiman di Kota Medan tersegmentasi, kini masyarakat dari berbagai etnis melebur di perumahan-perumahan baru.

โ€Perumahan-perumahan baru yang melebur mulai muncul sejak tahun 1980-an. Ketika itu tumbuh kesadaran untuk meleburkan masyarakat yang dipisahkan permukiman yang tersegmentasi etnis,โ€ kata antropolog dari Universitas Negeri Medan (Unimed), Erond Litno Damanik, Rabu (14/6/2023).

Editor:
Bagikan