logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บCadangan Nikel Kritis, Warga...
Iklan

Cadangan Nikel Kritis, Warga Sultra Minim Rasakan Manfaat Tambang

Cadangan nikel terbukti hanya tinggal 5,5 tahun. Saat ini situasi cadangan sudah kritis.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
ยท 1 menit baca
Foto aerial kawasan pemurnial nikel PT Virtue Dragon Industrial Park (VDNIP) di Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Rabu (22/3/2023). Ribuan pekerja dari dua perusahaan di kawasan ini, yaitu PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel, mogok kerja menuntut berbagai hal ke perusahaan yang dianggap tidak menaati aturan ketenagakerjaan.
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Foto aerial kawasan pemurnial nikel PT Virtue Dragon Industrial Park (VDNIP) di Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Rabu (22/3/2023). Ribuan pekerja dari dua perusahaan di kawasan ini, yaitu PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel, mogok kerja menuntut berbagai hal ke perusahaan yang dianggap tidak menaati aturan ketenagakerjaan.

KENDARI, KOMPAS โ€” Cadangan nikel terbukti di Indonesia saat ini tersisa 9,5 tahun dengan jumlah kebutuhan pasokan nikel mencapai 114 juta ton per tahun. Saat semua smelter nikel selesai konstruksi dan berdiri, cadangan nikel terbukti hanya tersisa 5,5 tahun. Di satu sisi, masifnya pertambangan dan pengolahan nikel tidak berdampak banyak ke daerah penghasil nikel seperti di Sulawesi Tenggara.

โ€Cadangan nikel terbukti saat ini mencapai 1,085 miliar ton. Sementara jumlah kebutuhan nikel per tahun mencapai 114 juta ton untuk menyuplai 37 smelter nikel. Dengan kondisi saat ini, nikel akan habis 9,5 tahun mendatang,โ€ kata Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian Liliek Widodo, di Kendari, Sultra, Kamis (8/6/2023). Ia menyatakan hal itu selepas Rakor Pertambangan bersama Komisi Pemberantasan Korupsi. Kegiatan ini dihadiri oleh Pemprov Sultra, pemda, instansi terkait, serta sejumlah asosiasi pertambangan dan perdagangan.

Editor:
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
Bagikan