SENI PERTUNJUKAN
Demokratisasi Tarian Keraton Melalui Festival Bedhayan
Melalui Festival Bedhayan, tari bedhaya yang sakral dimodifikasi menjadi tari kreasi baru yang bisa dinikmati publik. Festival yang diikuti 12 kelompok tari itu juga berupaya mengenalkan tari klasik pada anak-anak muda.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F18%2Fa4b674d5-cf95-4459-89ee-849da3844c03_jpg.jpg)
Kelompok tari dari Jurusan Tari Institut Seni Indonesia Yogyakarta menampilkan "Bedhayan Kusumaningtyas" dalam Festival Bedhayan 2023 di Ohmm Stay, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (14/5/2023). Terdapat 12 penampil dalam gelaran tersebut.
Sebagai tarian sakral di lingkungan keraton, tari bedhaya memang tak bisa sembarangan ditampilkan. Namun, melalui Festival Bedhayan, tari bedhaya coba didemokratisasi menjadi bentuk baru. Festival ini diharapkan bisa melestarikan tari klasik sekaligus mengenalkannya pada generasi muda.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 19 dengan judul "Demokratisasi Tarian Keraton Melalui Festival Bedhayan".
Baca Epaper Kompas