logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊBeternak Babi, Kemandirian...
Iklan

Beternak Babi, Kemandirian Ekonomi dan Menjaga Tradisi Budaya NTT

Beternak babi di kalangan masyarakat NTT tidak hanya untuk meningkatkan ekonomi keluarga tetapi juga untuk menjaga tradisi adat. Babi tidak hanya dikonsumsi manusia tetapi juga sebagai persembahan kepada leluhur.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA, FRANSISKUS PATI HERIN
Β· 1 menit baca
Joni Tamael (41) peterrnak Kelurahan Naioni Kota Kupang, Selasa (3/1/2023) sedang berada di dalam kandang babi. Ia hendak memberi makan 40 ekor ternak babi tersisa. Sebagian besar babi telah dijual pada natal dan tahun baru 2023.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Joni Tamael (41) peterrnak Kelurahan Naioni Kota Kupang, Selasa (3/1/2023) sedang berada di dalam kandang babi. Ia hendak memberi makan 40 ekor ternak babi tersisa. Sebagian besar babi telah dijual pada natal dan tahun baru 2023.

Minat warga NTT beternak babi cukup tinggi, ketimbang sapi dan kambing. Sejak daging babi diolah menjadi se’I, semangat peternak pun meningkat. Apalagi setelah tiga tahun lalu ribuan babi mati diserang virus flu babi afrika (African swine fever/ASF), yang merugikan peternak miliaran rupiah.

Joni Tamael (41) tengah menyiapkan makan siang untuk 40 ekor babi di samping kandang, di Kelurahan Naioni Kecamatan Alak Kota Kupang, Selasa, (3/1/2023). Dia sibuk membuka karung pakan, mengolahnya, lalu memberi makan ternak babinya pada siang itu.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan