Beternak Babi, Kemandirian Ekonomi dan Menjaga Tradisi Budaya NTT
Beternak babi di kalangan masyarakat NTT tidak hanya untuk meningkatkan ekonomi keluarga tetapi juga untuk menjaga tradisi adat. Babi tidak hanya dikonsumsi manusia tetapi juga sebagai persembahan kepada leluhur.
Minat warga NTT beternak babi cukup tinggi, ketimbang sapi dan kambing. Sejak daging babi diolah menjadi seβI, semangat peternak pun meningkat. Apalagi setelah tiga tahun lalu ribuan babi mati diserang virus flu babi afrika (African swine fever/ASF), yang merugikan peternak miliaran rupiah.
Joni Tamael (41) tengah menyiapkan makan siang untuk 40 ekor babi di samping kandang, di Kelurahan Naioni Kecamatan Alak Kota Kupang, Selasa, (3/1/2023). Dia sibuk membuka karung pakan, mengolahnya, lalu memberi makan ternak babinya pada siang itu.