Angkutan Perintis
Layanan Angkutan Perintis Terkendala Jalan Rusak dan Tingginya Biaya Operasional
Angkutan perintis yang melayani masyarakat di daerah pelosok menghadapi berbagai kendala, mulai dari jalan rusak hingga tingginya biaya operasional. Kolaborasi berbagai pihak diperlukan untuk mengoptimalkan layanan.

Ilustrasi. Siswa di Sarmi, Papua, menggunakan bus Damri untuk ke sekolah. Sejak akhir pekan November 2018, dua bus Damri dioperasikan di Sarmi untuk siswa dan warga umum.
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Angkutan perintis yang melayani masyarakat di daerah pelosok menghadapi berbagai kendala, mulai dari jalan rusak hingga tingginya biaya operasional. Kolaborasi berbagai pihak diperlukan untuk mengoptimalkan pengembangan layanan perintis di daerah.
Hal itu mengemuka dalam diskusi publik bertajuk ”Optimalisasi Pengembangan Angkutan Perintis sebagai Peluang Peningkatan Konektivitas Daerah dan Pembangunan” yang digelar secara hibrida pada Rabu (2/11/2022).