logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKisah Daulat Rupiah di Tapal...
Iklan

Kisah Daulat Rupiah di Tapal Batas Negeri

Di perbatasan Indonesia dengan Malaysia, di Kalimantan Utara, penggunaan mata uang kedua negara dalam transaksi sehari-hari tidak terelakkan. Namun, kecintaan dan kebanggaan kepada rupiah masih kuat di benak warga.

Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Β· 1 menit baca
Kendaraan melintas di depan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Sebatik di Desa Sei Pancang, Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang telah selesai dibangun, Sabtu (16/7/2022). Proyek PLBN Terpadu Sebatik yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sabah, Malaysia, dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sejak Februari 2020. PLBN Terpadu Sebatik tidak hanya menjadi ikon baru pada gerbang perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kalimantan Utara, tetapi akan menjadi pusat ekonomi yang mendorong pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah terdepan dan terluar.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Kendaraan melintas di depan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Sebatik di Desa Sei Pancang, Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang telah selesai dibangun, Sabtu (16/7/2022). Proyek PLBN Terpadu Sebatik yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sabah, Malaysia, dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sejak Februari 2020. PLBN Terpadu Sebatik tidak hanya menjadi ikon baru pada gerbang perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kalimantan Utara, tetapi akan menjadi pusat ekonomi yang mendorong pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah terdepan dan terluar.

Rekaman cericit burung walet dari pelantang suara memberisiki telinga. Sesekali motor berlalu-lalang di Jalan Perbatasan, Patok Tiga, Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Wilayah itu merupakan kawasan perbatasan RI-Malaysia yang ada di Kaltara.

Di jalan itu, umbul-umbul merah-putih yang telah pudar warnanya menghiasi bagian depan sebuah rumah panggung yang terbuat dari kayu. Rumah panggung itu sekaligus merupakan warung aneka minuman segar berperisa. Di dalamnya, Suliyani (56), warga negara Indonesia (WNI), duduk menanti pembeli.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan