logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บMenyikapi Teror Bom, Meyakini ...
Iklan

Menyikapi Teror Bom, Meyakini Peristiwa Iman

Teror bom di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, empat tahun silam, merupakan tragedi kemanusiaan. Insiden itu sekaligus mengingatkan pentingnya memelihara kerukunan dan ketenteraman dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
ยท 1 menit baca
Petugas menata area altar seusai misa Peringatan Peristiwa Iman (Teror Bom) 13 Mei 2018 di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (13/5/2022) petang. Teror terjadi di tiga gereja di Surabaya, rusunawa di Sidoarjo, dan kantor Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, 13-14 Mei 2018, dengan korban tewas 28 orang dan melukai 57 orang.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO

Petugas menata area altar seusai misa Peringatan Peristiwa Iman (Teror Bom) 13 Mei 2018 di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (13/5/2022) petang. Teror terjadi di tiga gereja di Surabaya, rusunawa di Sidoarjo, dan kantor Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, 13-14 Mei 2018, dengan korban tewas 28 orang dan melukai 57 orang.

โ€Hak asasi manusia bukan sekadar dilanggar oleh terorisme, represi, atau pembunuhan, melainkan struktur ekonomi tak adil yang menciptakan ketidaksetaraan amat besarโ€ (Paus Fransiskus).

Pernyataan Pemimpin Gereja Katolik ini relevan dalam melihat empat tahun teror bom di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, 13-14 Mei 2018. Tragedi berdarah itu sulit dilupakan, terutama bagi keluarga korban tewas, terluka, dan trauma, serta kalangan warga yang terguncang. Namun, menurut Paus Fransiskus, Allah tidak pernah lelah mengampuni, tetapi manusialah yang lelah mengampuni.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan