logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊButuh Solidaritas Lintas Agama...
Iklan

Butuh Solidaritas Lintas Agama Menangani Kemiskinan di NTT

Butuh solidaritas lintas agama dalam menangani kemiskinan di Nusa Tenggara Timur. Daerah ini punya potensi toleransi kuat berdasar adat lokal, tinggal dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai persoalan.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
Β· 1 menit baca
Shalat Id di kompleks Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang, Senin (2/5/2022). Ribuan warga Muslim dengan khusyuk mendengarkan khotbah Farhan Suhada selaku Ketua Majelis Tabligh PWM NTT.
KORNELIS KEWA AMA

Shalat Id di kompleks Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang, Senin (2/5/2022). Ribuan warga Muslim dengan khusyuk mendengarkan khotbah Farhan Suhada selaku Ketua Majelis Tabligh PWM NTT.

KUPANG, KOMPAS – Penanganan problem kemiskinan yang berdampak pada gizi buruk dan tengkes (stunting) di Nusa Tenggara Timur membutuhkan solidaritas lintas agama dan dukungan pemerintah. Modal toleransi di NTT yang tumbuh dari akar budaya lokal bisa dioptimalkan untuk mengatasi masalah kemiskinan itu. Masyarakat yang hidup berkecukupan juga didorong membantu yang tidak memiliki.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, seusai menghadiri shalat Idul Fitri 1443 Hijriah di kompleks Kampus Muhammadiyah Kupang, Senin (2/5/2022), mengatakan, kebijakan menangani kasus kemiskinan di NTT selama ini masih bersifat top down. Pemerintah dinilai belum menggerakkan semua aset sosial masyarakat dalam menangani masalah ini.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan