Konservasi Satwa
Ruang Hidup untuk Harimau Sumatera
Insiden itu menyisakan duka karena hilangnya nyawa manusia. Di sisi lain, patut disesalkan karena para pekerja masih beraktivitas di dalam habitat harimau.

Harimau sumatera (Phantera tigris sumatrae) yang terlihat dalam jebakan foto yang dilakukan TIM WWF Riau di salah satu habitat harimau sumatera di Riau pada pertengahan 2018.
Insiden tewasnya dua pekerja pengusahaan hutan karena diterkam harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) menyisakan pertanyaan. Masihkah konflik manusia dan satwa akan terus berulang? Memicu perburuan yang membawa ”Sang Datuk” makin cepat menuju kepunahan.
Dalam sebulan, sudah dua kali insiden pekerja tewas diserang harimau dalam kawasan PT PDIW di wilayah Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. Pada insiden pertama, 26 Maret lalu, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi sudah mengingatkan para pekerja agar meninggalkan lokasi hutan itu. ”Lokasinya masih sangat berhutan kondisinya. Wajar jika harimau merasa terganggu adanya aktivitas manusia,” ujar Rakhmat Saleh, Kepala BKSDA Jambi, Kamis (21/4/2022).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 0 dengan judul "Sadar Lanskap, Stop Penerkaman".
Baca Epaper Kompas