Beberapa tahun terakhir, harimau ”Si Mauang” ini sering memangsa ternak warga di pinggir hutan diduga karena tidak kuat berburu di alam liar.

Para pelaku membunuh dan menguliti harimau sumatera yang terkena jerat babi di kebun  dengan niat untuk menjual kulit, tulang, dan gigi harimau.

Upaya mitigasi dilakukan dengan mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika beraktivitas di kebun. Petugas tengah melacak keberadaan satwa dilindungi tersebut.

Lokasi pemasangan kandang jebak berada di luar kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang berjarak sekitar 4 kilometer. 

Satuan tugas penanganan konflik harimau sumatera dan manusia di Lampung Barat tak mau lagi menangkap harimau dari hutan TNBBS. Warga yang diminta keluar.

Sepanjang tahun 2024, sudah tiga warga Lampung Barat yang tewas diterkam harimau dan satu orang lain terluka.

Saat ini, kesehatan harimau tersebut dalam kondisi stabil dan dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya. 

Alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit membuat habitat dan ruang jelajah harimau makin sempit. Satwa dilindungi itu pun mendekati permukiman.