EKSPEDISI TANAH PAPUA
Terbuai dalam Kesyahduan Hutan Korowai
Kami bermukim dalam padatnya hutan hujan tropis di pedalaman Papua. Siang berganti malam, hari berganti hari tanpa tergesa. Hutan benar-benar menelan konsepsi jarak dan waktu. Selamat datang di hutan Korowai..!
Kami bermukim dalam padatnya hutan hujan tropis di pedalaman Papua empat hari lamanya. Siang berganti malam, hari berganti hari tanpa tergesa. Mungkin hutan benar-benar menelan konsepsi jarak dan waktu. Selamat datang di hutan Korowai!
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F01%2F26%2F414d8700-49e9-46af-8d61-e0a89bd13aca_jpg.jpg)
Aktivitas menokok sagu di Dusun Dayo, Distrik Yanimura, Kabupaten Boven Digoel, Papua, Kamis (5/3/2020). Perempuan Korowai menyiapkan alat pangkur pagu, nokel, dan pisau. Sementara, laki-laki membawa alat-alat untuk menebang dan membelah pohon sagu, seperti kapak batu atau linggis. Kegiatan memangkur sagu dimulai sejak pagi hari karena butuh waktu hampir seharian.
Korowai dikenal dunia karena keunikan rumah pohonnya. Meski kerap dianggap primitif, suku Korowai adalah satu-satunya suku yang mempunyai kemampuan membangun rumah di atas pohon dengan ketinggian berkisar 4-6 meter. Setidaknya ada 60 judul film yang dibuat berdasarkan kebudayaan suku ini.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 13 dengan judul "Terlena dalam Kesyahduan Hutan Korowai".
Baca Epaper Kompas