logo Kompas.id
›
Nusantara›Kali Deiram pun Kini Buram
Iklan

EKSPEDISI TANAH PAPUA

Kali Deiram pun Kini Buram

Sungai Deiram, di pelosok Boven Digoel, Papua, sudah lama menjadi tumpuan masyarakat Suku Korowai. Airnya yang dulu jernih kini keruh akibat terdampak penambangan liar.

Oleh
KARINA ISNA IRAWAN, MOHAMAD FINAL DAENG, FABIO MARIA LOPES COSTA
· 1 menit baca

Hampir tiga jam lamanya perahu yang ditumpangi Kompas menyusuri Sungai Deiram di Kabupaten Boven Digoel, Papua, Maret 2020 silam. Sepanjang perjalanan itu pula kami disuguhi pemandangan sungai yang buram. Air baru mulai tampak jernih saat memasuki anak-anak sungai.

Aktivitas warga di tepi Sungai Deiram di Kampung Sinimburu, Distrik Yanimura, Kabupaten Boven Digoel, Papua, Minggu (8/3/2020). Sejak 2019, air Sungai Deiram mulai keruh dan tidak bisa dipakai untuk air minum akibat aktivitas tambang emas ilegal di hulu. KOMPAS/AGUS SUSANTO
Kompas/AGUS SUSANTO (AGS)

Aktivitas warga di tepi Sungai Deiram di Kampung Sinimburu, Distrik Yanimura, Kabupaten Boven Digoel, Papua, Minggu (8/3/2020). Sejak 2019, air Sungai Deiram mulai keruh dan tidak bisa dipakai untuk air minum akibat aktivitas tambang emas ilegal di hulu. KOMPAS/AGUS SUSANTO

Sungai Deiram atau biasa disebut Kali Deiram berhulu di Pegunungan Tengah, melintasi kampung-kampung di selatan Papua, termasuk wilayah adat Suku Korowai. Airnya mengalir sejauh ratusan kilometer melintasi sejumlah kabupaten sebelum akhirnya berujung di Laut Arafura.

Editor:
HARRY SUSILO
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 0 dengan judul "Kali Deiram pun Kini Buram".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...