COVID-19
Surabaya Kembali Perketat Pembelajaran Tatap Muka
Situasi Covid-19 yang masih memburuk di Surabaya, Jawa Timur, memaksa aparatur mengubah teknis pembelajaran tatap muka dengan kehadiran pelajar maksimal 25 persen dari kapasitas meski persekolahan bisa digelar dua sesi.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F12%2F08%2F38496b3b-bdf6-4225-9c31-3a0b97fb8424_jpg.jpg)
Siswa saat berlangsung simulasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 1 Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/8/2020). Bagi siswa dan guru yang hadir, diberlakukan protokol kesehatan yang ketat.
SURABAYA, KOMPAS — Kegiatan pembelajaran tatap muka di Kota Surabaya kini hanya bisa dihadiri 25 persen pelajar dari total kapasitas kelas. Sekolah dilarang memaksakan siswa untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh, Jumat (18/2/2022), mengatakan, untuk memuluskan rencana itu, pembelajaran tatap muka (PTM) dilakukan dengan kehadiran setengah dari kapasitas, tetapi diadakan dua kali dalam sehari. Yusuf memberi contoh, jika kapasitas kelas 40 orang, yang dapat ikut PTM ada 20 orang. Sebanyak 10 orang masuk pagi dan 10 orang lainnya masuk siang. Adapun 20 pelajar lainnya mengikuti secara dalam jaringan (daring/online). Dengan begitu, PTM bisa dilakukan dengan kehadiran maksimal 25 persen dari kapasitas kelas.