logo Kompas.id
NusantaraPemulung Laut Kendari, ”Si...
Iklan

Pemulung Laut Kendari, ”Si Pungguk” yang Merindukan Bansos

Bertahun-tahun lamanya, perempuan pemulung laut di pesisir Teluk Kendari, Sultra, hanya didata untuk peneriman bantuan. Namun, meski rutin menyetor berkas di tengah berbagai bantuan, mereka tidak jua menjadi penerima.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/FEAeneqN3h77i134-hUbXbtH9tk=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2F15ea471c-4edc-43d8-8455-9aa513b44d4d_jpg.jpg
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Hanafiah (60) memungut sampah plastik dari pesisir Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (2/1/2022). Janda berusia lanjut ini bertahan hidup dengan memulung sampah plastik setiap hari. Ia dan sejumlah perempuan pemulung lainnya tidak mendapat bantuan dari pemerintah sama sekali meski berulang kali didata.

Bertahun-tahun didata dan menyerahkan berkas, sejumlah pemulung sampah plastik di Teluk Kendari tidak kunjung menerima bantuan. Hidup mereka hanya bertopang pada sampah meski triliunan bantuan sosial digelontorkan pemerintah. Mereka merindukan uluran tangan negara, terlebih di tengah impitan pandemi Covid-19 yang membuat kehidupan semakin muram.

Menjelang senja, Minggu (2/1/2022), Marniati (39) baru saja tuntas menyelesaikan rutinitas di dapur kediamannya, di RT 011 RW 005 Kelurahan Petoaha, Kendari, Sulawesi Tenggara. Dapur itu terletak di ujung ruangan berukuran 5 meter x 4 meter yang sekaligus ruang tengah. Secangkir kopi ia sajikan ke depan Juhanis (41), suaminya, yang baru seminggu pulang melaut.

Editor:
Neli Triana
Bagikan