logo Kompas.id
NusantaraTuntunan Ilmu dan Kearifan...
Iklan

Tuntunan Ilmu dan Kearifan dalam Laku Santri Pondok Leteh

Pondok Leteh didirikan KH Bisri Mustofa pada 1950-an. Sejak awal didirikan, Pondok Leteh tetap bertahan sebagai ponpes ”salafiyah” atau tradisional, yang mengaji kitab-kitab kuning atau kuno.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/cRLp808SxdvdvN2Nny3UN-DC4hY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2FPonpes-Raudlatut-Thalibin-Rembang_1640482714.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Sejumlah wali santri menemui santri di depan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jumat (24/12/2021). KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, yang juga pengasuh ponpes tersebut, terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026.

KH Bisri Mustofa merintis Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin di Rembang, Jawa Tengah, menjadi taman belajar yang mendidik santri agar cerdas memanfaatkan ilmu agama dalam berbagai keadaan hidup. Dari tempat ini, muncul ulama-ulama yang terus menegaskan sumbangsih Nahdlatul Ulama dalam peradaban bangsa.

Tirai bambu bercat merah dan putih menutup akses utama Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, Jumat (24/12/2021) sore. Sejumlah wali santri membukanya sedikit dari sisi tirai. Kepada pengurus ponpes di balik tirai, mereka minta putranya dipanggilkan.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan