logo Kompas.id
NusantaraSaya ”Tra” Mau Kawin Dulu...
Iklan

Saya ”Tra” Mau Kawin Dulu...

Banyak anak perempuan di Papua dipaksa kawin oleh orangtua. Namun, banyak dari mereka menolak lantaran ingin sekolah demi meraih cita-cita.

Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oDcrsZMpEgUPwXrFlmYrSiFt5GM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F2fe1cb7a-dca0-48e0-9aa4-5add6db6dcd0_jpg.jpg
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Anak-anak dari pedalaman yang tinggal di Asrama Santo Don Bosco, Arso, Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (4/11/2021). Mereka kebanyakan berasal dari keluarga miskin.

Saat orangtuanya tidur lelap, RM kabur dari rumah. Dalam kegelapan malam, bocah perempuan berusia 13 tahun itu melewati jalan setapak, menembus hutan. Tanpa penerangan, ia bermalam di kebun sebelum lanjut ke kampung tetangga pada dini hari. Ia ingin berlari sejauh mungkin, menghindari kawin paksa oleh orangtuanya.

Kampung tetangga yang ia tuju pada Maret 2021 itu sama-sama di Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Papua. Di kampung itu, ia istirahat sejenak di pinggir jalan sambil menanti kendaraan ke Arso, ibu kota Keerom. Perjalanan ke Arso butuh waktu paling cepat tiga jam menggunakan mobil.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan