logo Kompas.id
›
Nusantara›Membangun dan Menjaga Nadi...
Iklan

Membangun dan Menjaga Nadi Sumatera

Pengoperasian tol belum diimbangi perilaku berkendaraan yang baik. Angkutan truk berdimensi dan berbeban berlebih tidak hanya merusak jalan lintas namun juga jalan tol.

Oleh
TIM KOMPAS
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/D3YdZMyt3cwi4IASUh0RKtDHy2k=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211208133016_IMG_8483_1639306006.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Kendaraan melinas di Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (9/12/2021). Tol Trans Sumatera menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Sumut.

Ibarat orang punya masalah jantung, pembangunan tol Trans-Sumatera bak sebuah operasi bypass. Transportasi yang lancar dan peningkatan ekonomi telah dirasakan warga di daerah yang tolnya sudah beroperasi. Namun jalan lintas, budaya bertransportasi, dan pusat pertumbuhan ekonomi baru, perlu terus dibangun dan dibenahi untuk mendukung aliran itu.

Iswanto (25), pengemudi truk, merebahkan tubuhnya di sebuah lapak, di Rest Area KM 269 ruas Kayu Agung-Pematang Panggang di Kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (9/2/2021. Ditemani secangkir kopi susu, dia melepas lelah setelah satu hari sebelumnya menyusuri jalan untuk mengangkut 22 ton kelapa dari Jambi menuju ke Jakarta.

Editor:
Aufrida Wismi
Bagikan