logo Kompas.id
NusantaraJalur Pantura Menolak Merana
Iklan

INFRASTRUKTUR JALAN

Jalur Pantura Menolak Merana

Pelaku UMKM di jalur Pantura Jawa merasakan dampak dari berkurangnya pengguna jalan di sana karena sebagian besar beralih ke jalan Tol Trans-Jawa. Mereka berupaya berinovasi agar bisa bertahan di tengah sepinya pelintas.

Oleh
TIM KOMPAS
· 1 menit baca

Saat Jalan Tol Trans-Jawa tersambung dan sebagian pengguna beralih menggunakan jalan tol, para pengusaha mikro, kecil, dan menengah di sepanjang jalur non-tol pantai utara diliputi kekhawatiran. Menolak merana, berbagai pihak bersiasat untuk tetap menghidupkan roda perekonomian di jalur tersebut.

https://assetd.kompas.id/0p1oRnj-S5aApOLQuYi8L6Fq4Yw=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211209WEN13_1639036632.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Salah satu rumah makan yang ditutup karena sepi di jalur pantura, Kecamatan Ngringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (9/12/2021). Sebagian besar pemilik restoran dengan modal yang besar mengalihkan usahanya di tempat istirahat jalan tol.

Sejumlah pedagang telur asin dan oleh-oleh khas di Brebes, Jawa Tengah, misalnya, sempat mengeluhkan anjloknya pendapatan mereka. Mudik Lebaran dan Tahun Baru yang biasanya menjadi momen meraup rupiah tak berbeda dengan hari-hari lain.

Editor:
Wahyu Haryo
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Jalur Pantura Menolak Merana".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan