logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKayuhan Ekonomi Sepeda di...
Iklan

Kayuhan Ekonomi Sepeda di Yogyakarta

Tren bersepeda yang tumbuh di masa pandemi tak hanya mendorong gaya hidup sehat. Kayuhan pedal warga urban turut memutar roda ekonomi di perdesaan, termasuk di Yogyakarta. Warung, jasa sewa, hingga tur sepeda tumbuh.

Oleh
HARIS FIRDAUS
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/wF6dLUKe9kSxl26nwwqsR980NKg=/1024x566/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2Fc5613465-0c81-4401-88ac-bfe31703bf74_jpg.jpg
KOMPAS/HARIS FIRDAUS

Sejumlah pesepeda melintas di area persawahan Dusun Pronosutan, Desa Kembang, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (4/12/2021) pagi. Di masa pandemi Covid-19, tren bersepeda di DIY meningkat pesat karena masyarakat ingin menjaga kesehatan dan imunitas.

Tumbuhnya tren bersepeda selama pandemi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak hanya mendorong gaya hidup lebih sehat. Ditopang gairah berbagi di media sosial, kaum urban gandrung menjelajahi alam perdesaan. Dari kayuhan mereka, roda ekonomi pun turut berputar.

Setelah bersepeda sekitar 15 kilometer, Agus Subroto (42) sampai di area persawahan Dusun Pronosutan, Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Sabtu (4/12/2021) pagi. Di tempat itu, ia berhenti sejenak, lalu duduk di tepi jalan yang membentang di tengah sawah. Beberapa saat, ia hanya diam menikmati semilir angin di antara hamparan padi menghijau dengan latar belakang Pegunungan Menoreh.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan